Brent Meroket di Tengah Aksi Mogok Pekerja Migas di Norwegia
Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak pada perdagangan Selasa (5/7/2022) yang dipicu aksi mogok pekerja minyak lepas di Norwegia.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Harga minyak mentah berjangka Brent hari ini melonjak, Selasa (5/7/2022) dipicu aksi mogok pekerja minyak lepas di Norwegia.
Aksi mogok kerja mereka dikhawatirkan menganggu produksi bahan bakar dan menambah kekhawatiran ketatnya pasokan minyak dan gas.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 82 sen, atau 0,7 persen menjadi 114,32 dolar AS per barel pada pukul 01:05 GMT, setelah mengalami kenaikan 2,4 persen pada Senin (4/7/2022).
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,58 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi 111,01 dolar AS per barel pada penutupan perdagangan Jumat (1/7/2022), sementara perdagangan hari Senin tutup karena libur Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.
Sementara itu, pekerja minyak lepas di Norwegia memulai aksi pemogokan kerja hari ini. Perusahaan energi Norwegia, Equinor memperkirakan pemogokan ini dapat mengurangi produksi minyak dan gas Norwegia hingga 89.000 barel setara minyak per hari (boepd).
Produksi minyak Norwegia akan dipotong 130.000 barel per hari mulai Rabu (6/7/2022) besok.
"Minyak mentah naik karena fokus investor kembali ke tanda-tanda ketatnya pasokan pasar," kata seorang analis di perusahaan jasa keuangan ANZ.
Baca juga: Harga BBM Selangit, Pendiri Amazon Kritik Biden Untuk Turunkan Harga Minyak Mentah di AS
Ketatnya pasokan bahan bakar meningkatkan kekhawatiran investor di tengah kondisi keuangan global yang bergejolak setelah Federal Reserve AS menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang tinggi.
Australia dan Korea Selatan juga dibayangi kenaikan suku bunga, ketika pihak berwenang mencoba untuk menekan inflasi yang melambung.
Baca juga: Krisis Energi, Sri Lanka Kirim Perwakilannya untuk Cari Diskon Minyak Mentah ke Rusia
Di Korea Selatan, inflasi pada bulan Juni mencapai level tertinggi dalam 24 tahun terakhir, mendorong kekhawatiran terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan pasokan minyak.
"Minyak masih berjuang untuk keluar dari malaise resesi saat ini karena pasar beralih dari inflasi ke keputusasaan ekonomi," ujar analis dari SPI Asset Management, Stephen Innes.