Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bank Sentral di Banyak Negara Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga demi Atasi Tekanan Inflasi

Bank sentral di sejumlah negara di AS, Eropa dan Asia diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi di negaranya.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Bank Sentral di Banyak Negara Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga demi Atasi Tekanan Inflasi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawan menunjukan uang dolar AS di Jakarta, Selasa (16/3/2021). Bank sentral di sejumlah negara diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi di negaranya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK -  Bank sentral di sejumlah negara diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga untuk mengatasi tekanan inflasi di negaranya.

Langkah mengerek suku bunga antara lain akan ditempuh oleh Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang akan melanjutkan kenaikan suku bunga demi mengendalikan permintaan serta menekan laju inflasi. 

Menurut Washington Post, Minggu (10/7/2022) langkah tersebut diambil The Fed seiring dengan pertumbuhan lapangan kerja dan penurunan tingkat pengangguran di AS pada level terendah dalam 50 tahun terakhir. 

Laporan Kementerian Ketenagakerjaaan Amerika Serikat menyatakan, terdapat tambahan hampir 400.000 lapangan kerja di Amerika pada Juni 2022. Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja di Amerika semakin ketat. 

Data-data terbaru tersebut akan mendorong The Fed kembali mengerek suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan ini.

Sebab resesi diperkirakan akan terus meningkat yang membuat sektor rumah tangga dan bisnis semakin khawatir. 

Bank sentral di sejumlah negara di Eropa dan Asia seperti Hungaria dan Pakistan diperkirakan juga akan menaikkan suku bunga demi menekan kenaikan harga.

Berita Rekomendasi

Bahkan bank sentral Hungaria menaikkan hingga 200 basis poin dan Pakistan 125 basis poin.

Jerman sedang mempertimbangkan untuk mengesampingkan batas pinjaman yang ketat tahun depan jika Rusia menghentikan pengiriman gas alam.

Bahkan ada kesepakatan diam-diam antara anggota kabinet koalisi Kanselir Olaf Scholz jika Berlin tidak dapat mempertahankan rencana fiskal dalam keadaan darurat. 

Presiden Rusia Vladimir Putin menutup sementara pipa Nord Stream 1 untuk pemeliharaan tahunan.

Hal ini sebagai alasan untuk menghentikan aliran gas ke Jerman untuk jangka waktu yang lebih lama.

Ekspektasi untuk inflasi, harga output dan kenaikan upah di Inggris telah meningkat berdasarkan survei Bank of England.

Kondisi ini semakin mendorong Bank of England menaikkan suku bunga yang lebih besar dalam beberapa bulan mendatang. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas