Sudah Bermasalah di Awal: Proyek Kereta Cepat Terancam Molor, Dana PMN Ternyata Belum Cair
PT KAI menyatakan hingga kini belum menerima pencairan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Editor: Choirul Arifin
Ia menjelaskan, KCJB diproyeksikan menjadi showcase pada perhelatan acara G20 yang akan dipimpin Indonesia.
“Maka dari itu kami terus berupaya bisa dilakukan pada akhir 2022 mendatang,” ucap Zulfikri. Terkait proyek KCJB, saat ini masih terus berlangsung dan pemasangan girder box pun sudah dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China.
Girder box dari arah Jakarta maupun dari arah Bandung sudah diselesaikan sejak 28 Mei 2022.
Sebelumnya Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan KCJB saat ini masih diperjuangkan untuk bisa beroperasi sesuai target pada Juni 2023.
Menurutnya, 13 tunnel sudah diselesaikan, dan jalur kereta sebagian besar sudah tersambung.
Sementara, Stasiun Kereta Cepat di Halim rencananya bakal diintegrasikan dengan stasiun LRT Jabodebek.
Rangkaian EMU Selesai Diproduksi
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mennyebut seluruh rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebanyak 11 unit sudah selesai diproduksi di CRRC Sifang, Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok, pada awal April 2022.
Presiden Direktur Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, selain EMU pada sebelumnya satu unit Comprehensive Inspection Train (CIT) atau kereta inspeksi juga sudah rampung diproduksi.
"Di tengah persiapan untuk uji coba KCJB pada November nanti, bisa kami sampaikan jika seluruh EMU dan 1 CIT untuk KCJB telah selesai produksi dan sekarang sedang memasuki tahap static commissioning dan dynamic test," kata Dwiyana dalam keterangannya, Jumat (8/4/2022).
Menurutnya, rangkaian EMU dan CIT ditargetkan tiba di Indonesia pada semester II 2022.
EMU merupakan rangkaian kereta cepat dengan spesifikasi canggih dan mampu memonitor bahaya seperti bencana gempa bumi, banjir, hingga serangan objek asing, serta tahan api.
"Seperti rancangan konstruksinya, rangkaian EMU dan CIT KCJB juga dirancang sesuai dengan kondisi geologis di pulau Jawa," ujar Dwiyana.
Menurut dia, di dalamnya terdapat teknologi canggih berupa disaster monitoring sehingga kereta ini bukan hanya mampu melesat dengan cepat, namun juga memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan yang sangat tinggi.