Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dikabarkan telah berhasil melobi kerjasama dengan kilang Azerbaijan, untuk menggandakan impor gas 20 miliar meter kubik hingga 2027 mendatang.

"Dengan nota kesepahaman baru ini, kami membuka babak baru dalam kerja sama energi kami dengan Azerbaijan" kata Ursula, setelah upacara penandatanganan kontrak kerjasama di Baku, ibukota Azeri pada Senin (18/7/2022).

Menurut draf dokumen Komisi Eropa yang dikutip dari Al Jazeera, kerjasama ini dilakukan setelah Rusia memutus transit gas lewat jalur Polandia. Hal inilah yang membuat pasokan energi di Eropa mulai mengalami penipisan stok.

Baca juga: IMF: Gangguan Gas Alam Dapat Memicu Resesi di Eropa

Tak lama dari aksi blokade tersebut, Rusia kembali melakukan pembatasan ekspor komoditas gas alam dari jaringan pipa Nord Stream 1.

Khawatir apabila pasokan gasnya tak bisa lagi memenuhi kebutuhan warga Eropa, membuat Komisi Uni Eropa berupaya untuk mencari pemasok non-Rusia, dengan cara melobi beberapa eksportir gas alam cair (LNG) di Azerbaijan untuk memasok kebutuhan gas Eropa.

Baca juga: Harga Gas Alam Eropa Melonjak akibat Aksi Mogok Pekerja Migas di Norwegia

“Tentu saja tidak cukup hanya mengandalkan gas dari sumber non-Rusia pasokan ini sama sekali tidak tersedia dalam volume yang dibutuhkan untuk menggantikan pengiriman yang hilang dari Rusia, untuk itu kami menjalin kerjasama dengan Azerbaijan, mitra energi penting bagi kami yang selalu dapat diandalkan,” jelas Direktur Badan Energi Internasional UE, Fatih Birol.

Selain untuk mengurangi ketergantungan dari energi Rusia serta mendukung perluasan jaringan pipa untuk pengiriman gas di kawasan Eropa, kerjasama komisi UE dengan Azerbaijan juga dimaksudkan agar Eropa dapat mencapai target penurunan emisi karbon demi mencegah bertambahnya polusi gas rumah kaca.