Bursa Saham Asia Perkasa di Tengah Pelemahan Dolar AS
Bursa saham Asia memperpanjang reli global pada awal perdagangan Rabu (20/7/2022), menyusul rilisnya laporan pendapatan perusahaan AS yang kuat
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Bursa saham Asia memperpanjang reli global pada awal perdagangan hari ini, Rabu (20/7/2022), menyusul rilisnya laporan pendapatan perusahaan AS yang kuat dan perkiraan dimulainya kembali pasokan gas Rusia ke Eropa yang membantu mengangkat sentimen risk-off dan meredam kekhawatiran resesi, sementara nilai dolar AS merosot ke dekat posisi terendah dua minggu.
Dikutip dari Reuters, indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 1,2 persen, yang didorong kenaikan indeks S&P/ASX 200 Australia sebesar 1,6 persen. Sementara saham Nikkei 225 Jepang melonjak 2,5 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong melambung 1,7 persen di awal perdagangan hari ini.
Baca juga: Bursa Saham Asia-Pasifik Bergerak Lebih Rendah Menjelang Risalah Rapat Bank Sentral Australia
Bursa saham China naik 0,4 persen, di tengah keputusan Bank Sentral China untuk mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya saat pemerintahnya berusaha memulihkan perekonomian Beijing yang goyah karena lockdown Covid-19.
"Selain reli yang dipimpin teknologi di ekuitas, aliran berita utama sebagian besar tentang Eropa yang telah mengangkat euro kembali di atas 1,02 dengan imbal hasil inti Eropa juga secara luas lebih tinggi," kata ahli strategi valuta asing senior di National Australia Bank, Rodrigo Catril.
Baca juga: Bursa Saham Eropa Merosot di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga ECB
Sementara itu, seorang sumber mengatakan pipa Nord Stream 1, yang membawa pasokan gas Rusia ke Jerman, akan kembali beroperasi pada Kamis (21/7/2022), setelah selesainya proses pemeliharaan. Kabar ini berhasil mengurangi kekhawatiran investor mengenai pasokan gas di Eropa.
"Jadi ini adalah malam yang berisiko positif, tetapi kekhawatiran resesi tentu saja belum hilang dan rebound ekuitas selama seminggu terakhir dapat mencerminkan pemulihan dari level oversold dan level pesimisme yang ekstrem," ujar Catril.
Bank of Japan dilaporkan akan memberikan keputusan kebijakan pada Kamis besok, namun diperkirakan tidak akan membuat perubahan pada kebijakan ultra easy-nya.
Pada Rabu ini, Dolar melemah 0,1 persen terhadap mata uang utama lainnya, berada di dekat posisi terendahnya dalam dua minggu terakhir, di tengah meredanya ekspektasi bahwa Federal Reserve AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga hingga 100 basis poin pada pertemuan minggu depan.
"Ada banyak peristiwa di depan - di Eropa selama 2-3 hari ke depan, dan lebih luas lagi karena musim pendapatan ekuitas sedang berlangsung. Pemantulan lebih lanjut dalam aset berisiko sangat mungkin terjadi tetapi kami pikir terlalu dini untuk beralih dari sikap defensif. Greenback kemungkinan akan tetap berada di posisi terdepan hingga kuartal ketiga tahun ini " kata ahli strategi mata uang senior di Bank of Singapore, Sim Moh Siong.
Sedangkan di pasar komoditas, upaya bank sentral global untuk menekan inflasi dan perkiraan peningkatan persediaan minyak mentah AS telah menekan harga minyak.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,3 persen menjadi 103,88 dolar AS per barel, sementara harga minyak mentah Brent turun 0,6 persen menjadi 106,69 dolar AS per barel.
Harga emas spot turun 1,709 ribu dolar AS per ounce.