Jerman Lega, Gazprom Disebut Akan Buka Ekspor Gas Jalur Nord Stream 1 Ke Eropa Pekan Ini
Rusia dikabarkan tengah bersiap membuka operasi gasnya untuk kawasan Eropa melalui pipa Nord Stream 1, pada Kamis (21/7/2022) mendatang.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Rusia dikabarkan tengah bersiap membuka operasi gasnya untuk kawasan Eropa melalui pipa Nord Stream 1, pada Kamis (21/7/2022) mendatang.
Informasi ini diketahui publik setelah dua orang pekerja Gazprom mengungkap berita pembukaan jalur ekspor gas Nord Stream 1 kepada Reuters.
Pembukaan operasi ini tentunya membawa angin segar bagi Eropa, setelah sebelumnya Gazprom menutup operasi aliran Nord Stream 1 selama sebelas hari dengan alasan pemeliharaan tahunan.
Baca juga: Perluas Sanksi Terhadap Rusia, Kanada Kembalikan Turbin Gas Nord Stream 1 ke Jerman
"Mereka (Gazprom) akan kembali ke level yang terlihat sebelum 11 Juli, diharapkan Nord Stream 1 bisa mulai beroperasi pada Kamis " ujar salah satu sumber yang tak disebutkan namanya.
Meski hanya ditutup sementara, namun pemutusan ini memberikan pukulan besar bagi seluruh negara di kawasan Uni Eropa. Mengingat UE sendiri merupakan importir utama komoditas gas dan minyak dari Rusia.
Dalam satu tahun setidaknya pipa Nord Stream 1 menyumbang sekitar sepertiga ekspor gas Rusia ke Eropa.
Akan tetapi jumlah ekspor tersebut terus menyusut dimana pada awal Juni lalu, Kremlin memangkas 40 persen ekspor gasnya melalui rute Nord Stream 1 karena adanya penundaan pengembalian turbin yang dilayani Siemens Energy di Kanada.
Alasan inilah yang membuat stok migas Eropa mengalami penyusutan, walaupun nantinya jalur Nord Stream 1 akan kembali dibuka namun Rusia menyebut bahwa pengiriman gasnya akan kembali dipangkas lebih sedikit dari kapasitas normalnya, sekitar 160 juta meter kubik per hari. Dengan alasan stok gas Rusia mengalami kahar alias force majeure.
Untuk mengurangi ketergantungan Eropa dengan Rusia, dikabarkan UE kini tengah berusaha untuk beralih menggunakan energi terbarukan, dengan begini Eropa perlahan bisa melepaskan diri dari ekspor minyak dan gas Rusia.