Resesi Ekonomi Mengancam, Analis: Kurangi Instrumen Saham, Perbanyak Cash
Di tengah ancaman resesi sebaiknya para investor perlu mengurangi portofolio di instrumen saham dan perlu memperbanyak posisi cash
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Ekonomi yang sehat berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dua kuartal berturut-turut dari output yang berkontraksi menunjukkan ada masalah mendasar yang serius, menurut Shiskin.
Definisi resesi ini menjadi standar umum selama bertahun-tahun.
Sementara Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran di suatu negara.
Definisi NBER lebih fleksibel daripada aturan Shiskin untuk menentukan apa itu resesi.
Termasuk pengaruh pandemi virus corona yang pengaruhi pertumbuhan resesi.
Baca juga: Apa Itu Resesi? Penyebabnya Termasuk Utang Berlebihan hingga Inflasi, Indonesia Disebut Berpotensi
Penyebab Resesi
Berikut fenomena-fenomena yang bisa menjadi faktor serta penyebab terjadinya resesi di suatu negara:
1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba
Guncangan ekonomi adalah masalah kejutan yang menimbulkan kerugian finansial yang serius.
Wabah virus corona, yang mematikan ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh terbaru dari kejutan ekonomi yang tiba-tiba.
2. Utang yang berlebihan
Ketika individu atau bisnis mengambil terlalu banyak utang, biaya pembayaran utang dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak dapat membayar tagihan mereka.
Tumbuh default utang dan kebangkrutan kemudian membalikkan perekonomian.