Putin dan Putra Mahkota Saudi Sepakat Tingkatkan Produksi Minyak Demi Stabilkan Harga
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menggelar pembicaraan terkait kerja sama untuk meningkatkan produksi minyak
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman melakukan pembicaraan terkait kerja sama untuk meningkatkan produksi minyak dalam pasar global.
Mengutip dari Channel News Asia, juru bicara Kremlin menjelaskan bahwa panggilan telepon yang diadakan Putin dengan Putra Mahkota Saudi pada Kamis (21/7/2022), dimaksudkan untuk membahas situasi pasar minyak global yang saat ini tengah mengalami krisis pasokan.
Lonjakan harga energi imbas dari pengetatan sanksi Barat terhadap Moskow, telah memicu munculnya lonjakan harga minyak mentah di pasar global hingga membuat ekonomi sejumlah negara dilanda resesi.
Baca juga: Harga Minyak Stabil Usai Penurunan Tajam Akibat Lemahnya Permintaan di AS
Kekhawatiran inilah yang membuat Putin dan Putra Mahkota Saudi (MBS) berencana untuk meningkatkan produksi minyak mereka dalam kelompok OPEC+ sebesar 648.000 barel per hari (bph), atau sekitar 0,7 persen selama Juli dan Agustus 2022.
Dengan kerjasama ini diharap produksi minyak bisa segera meningkat, sehingga harga bahan bakar bisa kembali stabil dan lonjakan inflasi dapat melandai ke zona aman.
"Situasi saat ini di pasar minyak dunia dipertimbangkan secara rinci. Pentingnya koordinasi lebih lanjut dalam kerangka OPEC ditekankan," jelas juru bicara Kremlin.
Selain untuk mempererat hubungan bilateral Rusia dengan Saudi Arabia, adanya kerjasama ini juga dimaksudkan untuk memperluas hubungan perdagangan dan ekonomi keduannya.
Sebelum Putin melangsungkan pembicaraannya dengan MBS, pada pekan lalu presiden AS Joe Biden dikabarkan telah lebih dulu bertolak ke Riyad untuk mencari kesepakatan ekspor demi meningkatkan produksi minyak AS.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Pelemahan Dolar
Meski hubungan Washington dan Riyadh saat ini tengah retak, namun karena persediaan minyak Amerika kian menipis membuat Biden terpaksa membujuk Saudi agar mau menjadi eksportir pada kilang minyaknya.
Belum diketahui bagaimana hasil diskusi tersebut, akan tetapi Biden menyebut bahwa Saudi akan kembali bergabung mengisi kilang minyak global. Hal ini ditandai dengan keikutsertaan Saudi Arabia dalam KTT OPEC pada Agustus mendatang.