Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Melambat, Rusia Pangkas Suku Bunga Menjadi 8 Persen

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina mengatakan dewan telah mempertimbangkan untuk memotong suku bunga sebesar 50, 100 atau 150 basis poin

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Inflasi Melambat, Rusia Pangkas Suku Bunga Menjadi 8 Persen
Anadoly Agency
Bank Sentral Rusia memangkas suku bunga utamanya menjadi 8 persen pada Jumat (22/7/2022), pemotongan itu dipicu melambatnya inflasi dan kontraksi ekonomi yang terus berlanjut.  

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Bank Sentral Rusia memangkas suku bunga utamanya menjadi 8 persen pada Jumat (22/7/2022), pemotongan itu dipicu melambatnya inflasi dan kontraksi ekonomi yang terus berlanjut. 

Ini merupakan keempat kalinya Bank Sentral Rusia memotong suku bunga pada tahun ini. Setelah Moskow mengirim pasukan militernya ke Ukraina pada 24 Februari, Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen untuk membalikkan penurunan nilai mata uang rubel.

Gubernur Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina mengatakan dewan telah mempertimbangkan untuk memotong suku bunga sebesar 50, 100 atau 150 basis poin, yang bertujuan untuk menurunkan inflasi tahunan ke target 4 persen pada tahun 2024, dibandingkan dengan 15,5 persen yang tercatat pada pertengahan Juli.

Baca juga: Inflasi Juli Diprediksi 0,55 Persen, Komoditas Cabai Merah hingga Bawang Merah Jadi Penyebab Utama

"Potensi penurunan suku bunga lebih lanjut tetap di cakrawala jangka menengah," kata Nabiullina, yang dilansir dari Reuters, Minggu (24/7/2022).

Sementara itu, nilai rubel memperpanjang kerugian atau merosot ke 58,65 terhadap dolar AS, dari sebelumnya 57,57, setelah Bank Sentral Rusia memangkas suku bunga.

"Bank Rusia telah mengejutkan tidak hanya kami tetapi seluruh pasar keuangan," kata wakil presiden senior studi pasar di Rosbank, Yuri Tulinov.

Dalam jajak pendapat Reuters yang dilakukan awal pekan ini, sebagian analis memperkirakan Bank Sentral Rusia akan memotong suku bunga sebanyak 50 basis poin.

Berita Rekomendasi

Suku bunga yang lebih rendah akan membuat pinjaman lebih murah, sebuah hal yang dibutuhkan Rusia untuk membatasi kedalaman resesi ekonominya yang dipicu oleh sanksi Barat yang meluas.

"Data yang kami terima menunjukkan bahwa penurunan ekonomi akan lebih panjang dari waktu ke waktu dan, mungkin, akan menjadi kurang dalam," kata Nabiullina.

Menurut perkiraan revisi Bank Sentral Rusia, setelah ekonomi Rusia tumbuh 4,7 persen pada tahun 2021, tahun ini ekonomi Rusia diperkirakan akan menyusut 4 hingga 6 persen.

Bank Sentral Rusia juga merevisi, ekonomi Rusia di tahun 2023 akan berkontraksi sebesar 1 hingga 4 persen, dari sebelumnya diperkirakan akan menyusut hingga 3 persen.

"Bank Sentral Rusia (CBR) menceritakan sebuah cerita dengan perkiraan ekonominya. Cerita ini adalah bahwa lingkungan dapat memburuk tahun depan sejauh itu akan memaksa CBR untuk menaikkan suku bunga kebijakan," kata kepala ekonom di Credit Suisse di London, Alexei Pogorelov.

Bank Sentral Rusia mengatakan inflasi yang tinggi dapat merusak standar hidup dan selama bertahun-tahun telah menjadi perhatian utama bagi warga Rusia. CBR memperkirakan inflasi akan melambat menjadi 12 hingga 15 persen tahun ini.

Baca juga: Harga Minyak Dibatasi, Rusia Ancam Hentikan Pasokan Energi

Seorang ahli strategi di SberCIB Investment Research, Yuri Popov memperkirakan Bank Sentral Rusia dapat memangkas suku bunga sebesar 7 persen pada akhir tahun ini.

Sementara Bank Sentral Rusia mencatat permintaan dan aktivitas investasi yang lemah di Rusia, serta adanya masalah dengan perdagangan eksternal Rusia.

CBR mengatakan tingkat suku bunga akan berada di kisaran 6,5 hingga 8,5 persen pada tahun 2023, dan menyatakan mereka siap bertindak jika inflasi berakselerasi lagi.

"Pendekatan ini juga menunjukkan bank sentral tidak memiliki euforia tentang ketahanan ekonomi domestik terhadap sanksi Barat dan lebih memilih untuk tetap berada di sisi yang aman," kata Pogorelov dari Credit Suisse.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas