Ekspor Bensin AS Menguat 8,5 Persen di Tengah Ancaman Resesi
Dimana saat ini laju inflasi di AS telah melesat di angka 9,1 persen, kenaikan tersebut bahkan telah mengantarkan kontraksi alias pertumbuhan negatif
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ditengah kontraksi ekonomi Amerika, Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mengumumkan bahwa permintaan bahan bakar bensin di negaranya pada minggu lalu berhasil mencatatkan rebound, hingga melesat sebanyak 8,5 persen, Jumat (29/7/2022).
Adanya kenaikan tersebut juga telah memicu lonjakan ekspor pada produk minyak mentah AS hingga melesat mencapai rekor 4,5 juta barel per hari di sepanjang pekan lalu, tak hanya itu jumlah ekspor bruto untuk permintaan produk olahan minyak AS juga ikut terkerek naik menjadi 10,9 juta barel per hari.
"Rata-rata tujuh hari kami sekarang kembali ke tingkat Juni, dengan bensin pada tingkat pra-pandemi dan solar terus tren di atas tingkat pra-pandemi," kata Gary Simmons, wakil presiden eksekutif Valero Energy Corp (VLO.N).
Baca juga: Kepala Intel Austria Peringatkan Potensi Rusuh saat Puncak Krisis Energi
Kenaikan ini jadi yang tertinggi di sepanjang bulan Juli, mengingat beberapa minggu terakhir permintaan BBM khususnya jenis bensin terus menunjukan penurunan, akibat tekanan para investor yang mengkhawatirkan adanya kenaikan angka inflasi di AS.
Dimana saat ini laju inflasi di AS telah melesat di angka 9,1 persen, kenaikan tersebut bahkan telah mengantarkan kontraksi alias pertumbuhan negatif sebesar 0,9 persen selama kuartal II-2022.
Tak hanya itu, melonjaknya angka inflasi juga telah memicu peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) AS sebanyak 1,6 persen. Angka ini melonjak drastis apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Meski angka inflasi di AS telah melesat naik, namun karena adanya pengetatan ekspor minyak yang dilakukan Rusia membuat sejumlah negara khususnya dari Eropa mulai beralih mengkonsumsi minyak AS.
Selain embargo minyak Rusia, meningkatnya angka konsumsi bensin AS bisa terjadi karena terdorong oleh adanya pemulihan kinerja penyulingan pada sejumlah kilang di AS.
Walaupun permintaan BBM bensin tengah bullish, namun para analis memprediksi bahwa pertumbuhan produksi minyak mentah AS dapat terhenti apabila negara paman Sam ini tak kunjung meningkatkan modal, fasilitas peralatan dan kru fracking.