Jangan Terkecoh Bullish Bitcoin, IMF Peringatkan Potensi Kegagalan Kripto Lanjutan
Ethereum naik 4,96 persen menuju ke harga 1.725 dolar AS pasca The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed yang sesuai dengan ekspektasi investor dan sukses mendorong kenaikan pada sejumlah mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya di perdagangan Jumat (29/7/2022).
Menurut pantauan Coinmarketcap, Bitcoin kembali melanjutkan kenaikan sebanyak 3,33 persen menjadi 23.894 dolar AS.
Kenaikan serupa juga tampak pada Ethereum yang melompat 4,96 persen menuju ke harga 1.725 dolar AS.
Sejumlah koin digital alternatif seperti Solana juga turut melesat 9,41 persen ke level 43,52 dolar AS, dilanjutkan Dogecoin yang menguat 7,16 persen menuju 0.07153 dolar AS.
Adanya penguatan tersebut menunjukkan bahwa saat ini kepercayaan investor pada pasar kripto telah kembali, setelah sebelumnya Bitcoin dan sejumlah altcoin jatuh ke level terendah selama beberapa minggu terakhir.
Imbas kekhawatiran investor akan tindakan The Fed yang menaikan suku bunga berlanjut untuk menurunkan laju inflasi di AS.
Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin, Begini Dampaknya ke Dolar, Emas Hingga Kripto
Namun usai The Fed membuat pengumumannya dengan menaikan suku bunga 75 bps seperti perkiraan para investor, pasar kripto tak lagi bergejolak dan kembali tenang ke zona hijau.
Meskipun saat ini kondisi pasar kripto tengah mengalami penguatan, namun direktur Moneter dan Pasar Modal untuk Dana Moneter Internasional (IMF) Tobias Adrian memperingatkan investor untuk selalu waspada akan potensi penurunan nilai kripto yang berlanjut.
Baca juga: Imbas Penurunan Bitcoin, Kapitalisasi Pasar Kripto Anjlok Hingga Merugi 50 Miliar Dolar AS
Ini mengingat fluktuasi koin kripto yang cenderung tidak stabil dan dapat berubah dengan cepat.
“Mungkin ada kegagalan lebih lanjut dari beberapa penawaran koin, khususnya beberapa stablecoin algoritmik yang paling terpukul, dan ada yang lain yang bisa gagal,” jelas Andrian.
Sebelum pasar kripto mengalami bullish dan melesat di atas 23.000 dolar AS, Bitcoin dan sejumlah koin digital lainnya sempat mengalami penurunan drastis akibat kehancuran stablecoin algoritmik Terra (UST) yang terlepas dari pasak dolarnya pada Mei lalu.
Hancurnya UST bahkan turut menyeret koin kripto lainnya seperti Terra (LUNA) hingga nilainya anjlok lebih dari 99 persen.
Mengutip dari News Bitcoin, hancurnya UST juga telah mengancam keselamatan kapitalisasi pasar kripto dan memicu aksi jual aset kripto massal. Alasan inilah yang membuat direktur IMF khawatir apabila kedepannya pasar kripto dapat mengalami keruntuhan serupa.
Baca juga: Masa Depannya Cerah Ini Lokasi Penambangan Kripto Paling Populer di Rusia
Sejumlah upaya kini mulai dilakukan untuk menekan penurunan berlanjut pada harga kripto dan nilai stablecoin, salah satunya dengan menetapkan regulasi khusus yang dapat melindungi investor dan sistem keuangan global.
Meski aturan ini belum dapat membalikan posisi kapitalisasi Bitcoin ke harga tertinggi. Namun diharapkan dengan menerapkan kebijakan tersebut investor dapat terhindar dari potensi kegagalan kripto yang berlanjut.