Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Utang 5 Negara di Asia Ini Membengkak Luar Biasa Hingga Dapat Peringatan IMF

Munculnya pembengkakan utang sontak memicu kekhawatiran IMF akan adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Asia.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Utang 5 Negara di Asia Ini Membengkak Luar Biasa Hingga Dapat Peringatan IMF
AFP/-
Ilustrasi Para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berkumpul di dekat kompleks Istana Kepresidenan Sri Lanka di Kolombo pada 9 Juli 2022. - Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang terkepung meninggalkan kediaman resminya di Kolombo, kata seorang sumber pertahanan kepada AFP, sebelum pengunjuk rasa berkumpul untuk menuntut pengunduran dirinya menyerbu kompleks. Ndegara tersebut bangkrut karena tak mampu membayar utang. (Photo by AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Membengkaknya tagihan utang di kawasan Asia akibat lonjakan inflasi serta adanya pengetatan kondisi keuangan dunia, telah membuat Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional (IMF) Krishna Srinivasan menyerukan peringatan resesi dini.

Mengutip dari CNBC International utang negara – negara di kawasan Asia pada tahun 2022 telah meningkat menjadi 38 persen, angka ini lompat jauh apabila dibandingkan dengan total utang sebelum pandemi. Dimana saat itu utang Asia hanya dipatok 25 persen.

"Jadi ada banyak negara di kawasan yang menghadapi utang yang tinggi. Dan beberapa dari negara-negara ini berada di wilayah kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai," kata Srinivasan.

Munculnya pembengkakan utang sontak memicu kekhawatiran IMF akan adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di Asia.

Baca juga: Sri Lanka akan Negosiasikan Paket Utang Darurat 4 Miliar Dolar AS dengan China

Bahkan Kepala Ekonom Nomura Rob memperkirakan sejumlah negara di Asia akan terancam mengalami resesi dangkal selaman lima kuartal berturut - turut, dimulai dari kuartal terakhir tahun ini.

Sebelum membahas negara Asia yang berpotensi mengalami resesi, reporter Tribunnews akan menjelaskan pengertian dari Resesi.

Berita Rekomendasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resesi memiliki arti kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).

Sementara arti resesi yang dikutip dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, yaitu suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk.

Hal ini biasanya ditandai dengan adanya penurunan produk domestik bruto (PDB), meningkatnya pengangguran, serta adanya pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Hal tersebut tentunya mengancam keselamatan ekonomi disuatu negara.

Seperti Sri lanka yang baru - baru ini hancur akibat dihantam gejolak resesi, imbas dari adanya pembengkakan utang luar negeri hingga mencapai 45 miliar dolar AS, melansir Times of India. Selain Sri Lanka berikut sederet negara di Asia yang berpotensi terancam mengalami resesi imbas pembengkakan utang.

1. Laos

Negara di Asia Tenggara ini mencatatkan lonjakan utang publik sebesar 88 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2021. Imbas dari pembengkakan tersebut angka inflasi tahunan di Laos naik menjadi 23,6 persen. Bahkan kini Laos harus berjuang lebih keras untuk merestrukturisasi utangnya yang bernilai miliaran dolar AS.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas