Ekonomi Eropa Tumbuh 0,7 Persen pada Kuartal Kedua di Tengah Krisis Energi dan Inflasi
Bahkan Komisi Eropa dan badan eksekutif Uni Eropa, telah mengakui bahwa resesi bisa terjadi di awal tahun ini apabila Rusia memotong pasokan gas
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Meski dihantam inflasi dan krisis energi, ekonomi Uni Eropa malah meningkat di kuartal kedua tahun ini.
Dilansir dari CNBC, Minggu (31/7/2022) Badan statistik Eropa, Eurostat mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) Uni Eropa berada di angka 0,7 persen pada kuartal kedua tahun ini. Sedangkan untuk kuartal pertama tingkat PDB Uni Eropa berada di angka 0,5 persen.
Namun, banyak ekonom justru memperkirakan ekonomi Uni Eropa akan meluncur ke dalam resesi tahun depan, dengan Nomura, misalnya, memperkirakan kontraksi tahunan sebesar 1,2 persen dan Berenberg menunjukkan penurunan 1 persen.
Baca juga: Kepala Intel Austria Peringatkan Potensi Rusuh saat Puncak Krisis Energi
Bahkan Komisi Eropa dan badan eksekutif Uni Eropa, telah mengakui bahwa resesi bisa terjadi di awal tahun ini apabila Rusia benar-benar memotong pasokan gas di kawasan itu.
Para pejabat di Eropa menjadi semakin khawatir tentang kemungkinan penghentian pasokan gas, dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, Rusia telah melakukan "pemerasan" di wilayah tersebut.
Rusia juga berulang kali membantah bahwa pemotongan pasokan gasnya bukan sebagai bagian dari pembalasan terhadap sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa.
Sementara itu, Komisaris Ekonomi Eropa Paolo Gentiloni mengatakan, angka pertumbuhan PDB terbaru merupakan suatu "kabar baik."
“Ketidakpastian tetap tinggi untuk kuartal mendatang. Kita perlu mempertahankan persatuan dan siap untuk menanggapi situasi yang berkembang seperlunya,” ungkap Gentiloni.
Sebelumnya, Bank Sentral Eropa telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 11 tahun di awal bulan ini sebagai upaya untuk menekan harga konsumen.
Namun, inflasi di Eropa akibat dari pengurangan pasokan gas Rusia diperkirakan akan semakin membuat harga berbagai macam kebutuhan lebih tinggi lagi.
Baca juga: Inflasi Jerman Naik Secara Tak Terduga Akibat Pengurangan Pasokan Gas Rusia
“Faktor geopolitik dan makroekonomi yang menantang telah membuat ekonomi Uni Eropa mulai perlahan tumbuh pada tingkat yang lebih tinggi dari kuartal sebelumnya,” kata Rachel Barton, pemimpin strategi Eropa untuk Accenture.
“Namun, jelas bahwa gangguan rantai pasokan yang terus-menerus, kenaikan harga energi, dan tingkat inflasi yang memecahkan rekor akan memiliki dampak jangka panjang.” tambahnya.
Di sisi lain, Andrew Kenningham, kepala ekonom Eropa di Capital Economics, mengatakan bahwa kenaikan PDB Eropa untuk kuartal kedua tahun ini menjadi bagian “terbaik untuk sementara waktu”.
“Inflasi hanya menggarisbawahi bahwa ekonomi sedang menuju periode yang sangat sulit. Kami memperkirakan resesi akan dimulai akhir tahun ini," kata Kenningham.
Eurostat juga menerbitkan angka inflasi yang direvisi pada hari Jumat (29/7), menempatkan inflasi tahunan di angka 8,9 persen pada bulan Juli, naik dari 8,6 persen pada bulan Juni.