Bank-bank Beraset Lebih Rp 1.000 Triliun Semester I 2022, Yakin Kredit Terus Melaju
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) secara konsolidasi berhasil keluar sebagai bank dengan aset paling besar mencapai Rp 1.786,70 triliun
Editor: Hendra Gunawan
Selain itu, himpunan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri juga ikut tumbuh 12,76% yoy menjadi Rp 1.318,42 triliun.
Baca juga: OJK Catat Kredit Perbankan Tumbuh 10,66 Persen pada Juni 2022
Pencapaian tersebut juga menjadikan Bank Mandiri dengan total DPK terbesar di industri perbankan Indonesia.
Selain itu, kinerja ini juga ditopang dengan kehadiran dua anak usaha Bank Mandiri yang bergerak di sektor perbankan, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).
Anak perusahaan ini juga mengalami pertumbuhan kredit masing-masing 18,5% yoy dan 15,34% yoy.
Pertumbuhan aset akan meningkat, seiring Bank Mandiri telah merevisi pertumbuhan kredit dari 8% menjadi 11% di sepanjang 2022. Darmawan menyatakan ekonomi makro Indonesia masih kuat sehingga permintaan kredit akan terus meningkat hingga penghujung tahun.
Adapun Direktur Keuangan & Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menyatakan terdapat beberapa sektor yang akan menjadi penopang kredit hingga sisa tahun.
Khusus untuk segmen wholesale akan datang dari food and beverage, manufaktur, konstruksi, perdagangan dan properti.
Baca juga: 66 Tahun Berkiprah di Industri Perbankan, Danamon Perkuat Sinergi dengan MUFG dan Adira
Sedangkan untuk segmen ritel, Bank Mandiri akan mengoptimalkan sektor kredit kecil menengah, payroll loan, dan kredit konsumsi.
Bank Mandiri juga akan fokus pada sektor yang memiliki outlook positif beserta mengandalkan layanan Livin’ untuk segmen ritel dan platform Kopra untuk wholesale.
Adapun BCA berhasil meningkatkan kredit 13,8% yoy dari Rp 593,58 triliun menjadi Rp 620,42 triliun.
Begitupun, total dana pihak ketiga tumbuh 12,9% YoY menjadi Rp1.011 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 11,9% YoY menjadi Rp1.264,5 triliun.
BCA juga optimistis penyaluran kredit di sepanjang tahun lebih baik dari proyeksi di awal tahun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan akan merevisi target kredit dari 8% menjadi 10% di sepanjang 2022.
Baca juga: Pemberdayaan UMKM Agresif, Menkop UKM Teten Ingin Perbankan Tiru BNI
“Kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kredit itu cukup besar, kita berharap ini bisa membantu pemulihan ekonomi Indonesia. Meskipun saat ini kita menghadapi kenaikan biaya operasional perusahaan meningkat, bila daya beli tidak bisa meng-absorb itu maka profitabilitas perusahaan ini akan berkurang,” ujar Jahja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.