Bank-bank Beraset Lebih Rp 1.000 Triliun Semester I 2022, Yakin Kredit Terus Melaju
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) secara konsolidasi berhasil keluar sebagai bank dengan aset paling besar mencapai Rp 1.786,70 triliun
Editor: Hendra Gunawan
Jahja optimis prospek kredit akan terakselerasi di paruh kedua 2022. Lantaran mobilisasi masyarakat sudah kembali normal.
Sehingga, pembelian barang dan jasa terus meningkat pesat dan memicu peningkatan kredit di seluruh sektor.
BRI Group berhasil menyalurkan kredit Rp 1.104,79 triliun atau naik 8,75% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 1.015,91 triliun.
Sedangkan, DPK BRI secara konsolidasi naik 3,7% yoy dari Rp 1.096,37 triliun menjadi Rp 1.136,98 triliun.
Kredit ditopang segmen mikro yang tumbuh 15,07%, segmen konsumer tumbuh 5,27%, segmen korporasi tumbuh 3,76% serta segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71%.
Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI juga tumbuh sebesar 9,81% yoy menjadi Rp 920 triliun pada Juni 2022. Realisasi itu turut meningkatkan porsi kredit UMKM menjadi 83,27% dari total kredit perseroan.
Baca juga: IHSG Akhir Pekan Dibuka Loyo Turun ke 7.137, Investor Asing Lepas Saham Perbankan
Dengan realisasi itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno K yakin BRI Group mampu meraih pertumbuhan kredit dan pembiayaan di kisaran 9%-11% sampai akhir tahun.
“Hal ini tentunya banyak didukung berbagai faktor. Pertama adanya pemulihan ekonomi, penanganan pandemi yang juga membaik, aktivitas sosial dan ekonomi di masyarakat yang mulai berangsur normal," kata Viviana.
Selain itu, kata dia, pertumbuhan kredit secara konsolidasi juga berasal dari segmen mikro dan ultra mikro, terutama dari Pegadaian dan PNM. Mereka tergabung dalam Holding Ultra Mikro bersama BRI.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyatakan peluang pertumbuhan aset bagi bank besar semakin terbuka di paruh kedua 2022.
Lantaran bank besar banyak merevisi pertumbuhan kredit lebih tinggi.
“Dampaknya pada perekonomian sangat jelas dan besar. Karena, perbankan itu berkontribusi 80% sampai 90% terhadap pertumbuhan ekonomi.
Ini akan memacu pertumbuhan ekonomi lewat penyaluran kredit,” paparnya kepada Kontan.co.id pada Minggu (31/7).
Sebab, saat ini sudah banyak korporasi khusus manufaktur, makanan dan minuman sudah tumbuh cukup besar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.