Targetkan 1.000 Gudang, Emiten KIOS Bakal Right Issue Incar Dana Rp 107 Miliar
CEO KIOS Andrew Kami mengatakan, pihaknya berencana menambah gudang di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Batu Retno Wonogiri, Juwiring Klaten
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekosistem pergudangan modern milik PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) menargetkan penambahan gudang di sejumlah daerah. Emiten KIOS tersebut berencana right issue dengan mengincar dana Rp 107 miliar.
CEO KIOS Andrew Kami mengatakan, pihaknya berencana menambah gudang di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Batu Retno Wonogiri, Juwiring Klaten, dan Gemolong Sragen.
"Sampai Maret 2022, KIOS telah memiliki 145 gudang dengan 92.789 mitra warung UMKM dan akan terus diperluas oleh perseroan," ujar Andrew dalam keterangannya, Senin (1/8/2022).
Baca juga: Akomodir Pelaku UMKM, Kioson Bangun 100 Gudang di Yogyakarta
Demi mempermudah upaya menambah gudang, Kioson tengah menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.
Perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 358,61 juta saham baru senilai harga nominal Rp100 per lembar. Adapun harga pelaksanaan right issue ini dibanderol Rp300 per lembar.
“Kalau sesuai target right issue di Rp107,58 miliar untuk penambahan gudang. Maunya kita di 2022 kita bisa memiliki 1.000 gudang,” kata Andrew.
Ia menambahkan, berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perusahaan untuk tahun 2021, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp2,5 miliar, setelah mengalami kerugian pada tahun sebelumnya sebesar Rp41,9 miliar.
"Laba kotor naik 124 persen menjadi Rp15,3 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020," terang Andrew.
Terbaru, emiten teknologi online-to-offline tersebut meluncurkan layanan sameday delivery yang menjangkau 25 kota di seluruh Indonesia.
Baca juga: Akomodir Pelaku UMKM, Kioson Bangun 100 Gudang di Yogyakarta
Langkah ini diambil usai KIOS menggaet 350 brand usaha kecil dan menengah (UKM) ke dalam ekosistemnya. Kehadiran layanan itu tentunya akan semakin mempermudah alur distribusi barang.
"Barang dapat bergerak lebih cepat dan lebih dekat kepada konsumen, ongkos kirimnya pun bisa ditekan agar lebih murah," imbuh Andrew.