Garuda Indonesia Kembalikan Dua Pesawat Bombardier CRJ-1000 ke Lessor
Dua pesawat yang dikembalikan kepada lessor ini yaitu Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000 kepada lessor.
Dua pesawat yang dikembalikan kepada lessor ini yaitu Bombardier CRJ-1000 dengan nomor registrasi PK-GRQ dan PK-GRN.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengatakan, dalam tahap awal Garuda mengembalikan 2 pesawat dari total 18 pesawat yang ada.
Baca juga: Gaji dan THR Tidak Dibayar Sejak 2020, FSPMI Bakal Geruduk Anak Perusahaan Garuda Indonesia
Irfan mengungkapkan, pengembalian Bombardier CRJ-1000 ini tindak lanjut dari kesepakatan negosiasi bersama lessor yaitu Nordic Aviation Capital (NAC) serta Export Development Canada (EDC).
“Pengembalian armada Bombardier CRJ-1000 ini, merupakan bagian dari langkap transformasi Garuda Indonesia untuk memperkuat fundamen operasional dan penyesuaian alat produksi termasuk spesifikasi pesawatl,” kata Irfan, Selasa (2/8/2022).
Bombardier CRJ-1000 Tidak Cocok di Indonesia
Sebagai informasi, pesawat Bombardier CRJ-1000 milik Garuda Indonesia telah dihentikan operasionalnya karena dianggap tidak cocok digunakan di Indonesia.
Irfan sempat menyebutkan, bahwa bahwa pesawat ini tidak cocok digunakan di Indonesia dan operasionalnya sudah dihentikan sejak 1 Februari 2021.
Menurut Irfan, keputusan mengakhiri kontrak pesawat Bombardier CRJ-1000 untuk menghindari kerugian yang dialami oleh perseroan.
Baca juga: Cari Investor Strategis, Garuda Indonesia Diharapkan Jadi Pemain Utama Industri Global
Irfan mengatakan, pesawat Bombardier didesain untuk penumpang yang tidak membawa banyak barang saat melakukan penerbangan dan di Indonesia hal tersebut hanya terjadi untuk perjalanan beberapa kota saja seperti Jakarta ke Bandung.
"Tipe pesawat ini, tidak cocok dengan karakter traveler Indonesia yang biasanya membawa banyak barang dan saat melakukan perjalanan kemungkinan besar menginap," kata Irfan.
Ia juga mengungkapkan, secara rata-rata Garuda Indonesia mengalami kerugian penggunaan pesawat CRJ lebih dari 30 juta dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.