Kinerja Positif, Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 1,675 Triliun di Triwulan II 2022
Capaian laba bersih BTPN naik 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year yang membukukan laba bersih Rp 1.641 triliun
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) berhasil mencatatkan kinerja yang solid pada paruh pertama tahun 2022 dengan membukukan laba bersih Rp 1,675 triliun di triwulan II 2022.
Capaian laba bersih BTPN ini naik tipis sebesar 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year yang membukukan laba bersih Rp1.641 triliun.
Kaoru Furuya, Plt Direktur Utama Bank BTPN dalam paparan kinerja bersama media di Jakarta hari ini mengatakan, kenaikan laba bersh ini ditopang oleh penurunan beban bunga sebesar 9 persen (yoy) serta naiknya pendapatan operasional lainnya sebesar 5% (yoy), meskipun biaya operasional sedikit meningkat sebesar 2% (yoy) dari Rp3,44 triliun ke Rp3,50 triliun.
Baca juga: BTPN Siap Andalkan Green Bond untuk Penetrasi Pembiayaan Hijau ke Sektor ESG
"Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit, tercatat penambahan biaya kredit sebesar 6% menjadi Rp740 miliar," ujar Kaoru Furuya, Selasa (2/8/2022).
Pendapatan bunga bersih BTPN tercatat naik sebesar 2% (yoy) menjadi Rp5,72 triliun pada paruh pertama tahun ini, dari Rp5,59 triliun yang dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit dan penurunan beban bunga sebesar 9% (yoy) menjadi Rp1.704 miliar dari Rp1.879 miliar dengan meningkatnya saldo CASA serta menurunnya suku bunga time deposit.
Namun di sisi yield terjadi penurunan sehingga berdampak pada lebih rendahnya NIM dari 6,76% pada triwulan II 2021 menjadi 6,34% pada triwulan II 2022.
BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 181,3 perse dan net stable funding ratio (NSFR) 121,3% pada posisi 30 Juni 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 25,2 persen.
Kredit BTPN tumbuh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan. Seperti dilaporkan Bank Indonesia, rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan mencapai 9,03% year-on-year (yoy) per Mei 2022.
Baca juga: Ditopang Sektor Konstruksi, PP Presisi Kantongi Laba Bersih Rp 89,9 Miliar Pada Semester I-2022
Furuya mengatakan, permintaan kredit bertumbuh ini sejalan dengan momentum pertumbuhan yang optimistis.
Hal ini terlihat dari segmen korporasi yang naik 22 persen (yoy) dan adanya peningkatan pada kredit syariah sebesar 11 persen (yoy), sehingga total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Juni 2022 naik 10 persen (yoy) ke posisi Rp149,26 triliun.
Total aset BTPN juga tercatat naik sebesar 11 persen (yoy), dari Rp175,93 triliun menjadi Rp195,47 triliun pada Triwulan II 2022.
Sementara itu pertumbuhan registered user Jenius di triwulan II 2022 mencapai 19 persen (yoy), dari 3.345.061 per Juni 2021 menjadi 3.995.013 di periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, funding balance/DPK yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12% (yoy) menjadi 17,3 triliun dari 15,4 triliun di akhir Juni 2022. Flexi cash/Total Disbursement Credit yang disalurkan mencapai 602 miliar atau naik 148% (yoy) dari 243 miliar.
Rasio gross Non-Performing Loan (NPL) yang berada di level 1,35 persen, menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 1,46 persen dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 3,04 persen pada akhir Mei 2022.
Baca juga: Laba Bersih KOBX Tumbuh 61,5 Persen di Semester I-2022, Ditopang Solidnya Penjualan Alat Berat
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7 persen (yoy) dari Rp96,64 triliun pada akhir Juni 2021 menjadi Rp103,17 triliun pada akhir Juni 2022 didorong oleh naiknya saldo Current Account Saving Account (CASA) sebesar 38% (yoy) dari Rp28,28 triliun menjadi Rp38,93 triliun, sehingga rasio CASA meningkat dari 29,3% menjadi 37,7%, sementara time deposit mengalami penurunan sebesar 6% (yoy) menjadi Rp64,24 triliun.
“Kami berkomitmen menjaga performa ini agar senantiasa menyediakan layanan perbankan terbaik guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah berbagai segmen sehingga bisa mewujudkan hidup yang lebih berarti, termasuk melalui inovasi teknologi,” ungkap Furuya.
“Bank BTPN berhasil menunjukkan kinerja baik sepanjang semester-I tahun ini. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional,” kata Kaoru Furuya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.