Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Inflasi Turki Tembus 79,6 Persen, Ternyata Sederet Masalah Ini Jadi Biang Keroknya

Inflasi tahunan Turki meroket ke level tertinggi menjadi 79,6 persen per Juli 2022. berikut sejumlah penyebabnya

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
zoom-in Inflasi Turki Tembus 79,6 Persen, Ternyata Sederet Masalah Ini Jadi Biang Keroknya
Alpha News
ilustrasi.Inflasi tahunan Turki meroket ke level tertinggi menjadi 79,6 persen per Juli 2022. Melonjaknya laju inflasi di Turki terjadi akibat efek dari memanasnya perang Rusia dan Ukraina 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, ANKARAInflasi tahunan Turki meroket ke level tertinggi menjadi 79,6 persen per Juli 2022. Kenaikan ini jadi yang tertinggi yang pernah dialami Turki sejak 24 tahun terakhir.

Melonjaknya laju inflasi di Turki terjadi akibat efek dari memanasnya perang Rusia dan Ukraina. Operasi militer yang dilakukan presiden Putin telah memicu terjadinya krisis energi hingga mendorong terjadinya kenaikan harga energi dan pangan di pasar global.

Baca juga: Lira Turki Anjlok, Citibank Hingga Vodafone Group Mulai Terdampak Efek Hiperinflasi

Lonjakan ini lantas mengerek biaya pada semua komoditas impor di Turki, tercatat harga pangan melambung ke level tertinggi dengan kenaikan 129,3 persen, sementara harga BBM melonjak sebanyak 94,65 persen.

Selain efek dari memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina, ternyata ada beberapa faktor lainnya yang memicu lonjakan inflasi Turki, berikut Tribunnews.com merangkum penyebab dari terjadinya inflasi Turki.

1. Pemangkasan Suku Bunga

Kebijakan presiden Erdogan yang memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin awalnya dimaksudkan untuk mendorong kestabilan harga, serta untuk menaikkan sektor ekspor, investasi, dan lapangan pekerjaan.

Baca juga: Masuk Zona Merah, Inflasi Turki Melonjak Jadi 79,6 Persen

Berita Rekomendasi

Namun setelah kebijakan yang tak lazim ini diterapkan justru ekonomi Turki makin hancur. Melonggarkan cengkraman inflasi terbukti lebih sulit dicapai di Turki karena bank sentral telah menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunga utamanya.

Penurunan suku bunga seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Turki, mengutip dari Bloomberg dalam Turki telah memangkas suku bunganya sebanyak empat kali. Meski saat ini tingkat inflasi Turki tengah melesat naik, namun Erdogan optimis bahwa kebijakannya yang memangkas suku bunga dapat menurunkan angka inflasi di tahun 2023 mendatang.

Baca juga: Vladimir Putin Ingin Kerjasama Produksi Drone Bayraktar Turki, Ini yang Dikatakan Presiden Erdogan

2. Anjloknya Nilai Lira Turki

Ini terjadi karena nilai tukar mata uang lira Turki merosot di tengah melonjaknya harga pangan dan energi di pasar global. Dimana dalam perdagangan pasar internasional, nilai lira menyusut 44 persen terhadap dolar Amerika Serikat.

Penurunan ini lantas mengantarkan nilai lira anjlok di 17,91 melawan dolar AS pada perdagangan Sabtu (6/8/2022). Alasan tersebut yang kemudian membuat laju inflasi di Turki ikut terkerek naik dan melesat ke rekor tertinggi pada bulan Juli kemarin.

“Kejatuhan lira yang tajam dan tidak teratur tetap menjadi risiko utama,” jelas Jason Tuvey, ekonom senior di Capital Economics dikutip Al Jazeera.

Sebelum adanya penurunan ini, lira sendiri telah mengalami pelemahan nilai sejak tahun lalu, tepatnya saat November 2021. Dimana saat itu inflasi mata uang Turki telah meroket hingga menyentuh 15 persen terhadap dolar AS.

3. Perubahan kebijakan moneter

Selain pelonggaran suku bunga dan anjloknya lira, lonjakan inflasi terjadi setelah pemerintah Turki sering melakukan pergantian Gubernur Bank Sentral. Pergantian ini terjadi lantaran Erdogan menganggap para Gubernur Bank Sentral Turki dianggap tak mampu menangani gejolak inflasi. Adanya pergantian inilah yang membuat kebijakan moneter Turki ikut berganti.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas