Menkeu Sebut Rp737 Triliun Dana Asing Kabur dari Obligasi Negara Berkembang, Termasuk di Indonesia
Aliran modal asing yang keluar dari pasar obligasi Tanah Air tercatat mencapai Rp69 triliun sejak Januari sampai Agustus 2022.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memapaikan dana asing sebesar 50 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekira Rp737 triliun (kurs Rp 14.742) keluar dari pasar obligasi negara-negara emerging market.
Negara-negara tersebut, termasuk Indonesia. Tercatat mulai dari Januari hingga 10 Agustus 2022. Sri Mulyani mengungkap dengan volatilitas dan penguatan dolar AS, terjadi aliran modal asing keluar.
"Kita lihat untuk Indonesia juga menghadapi sama dengan emerging market atau pasar berkembang," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani Waspadai Dorongan Inflasi dari Harga Pangan dan Energi
Hal tersebut, ucap Sri Mulyani, akan meningkatkan imbal hasil atau yield serta biaya dana atau cost of fund dari negera-negara tersebut.
Sedangkan, aliran modal asing yang keluar dari pasar obligasi Tanah Air tercatat mencapai Rp69 triliun sejak Januari sampai Agustus 2022, yang mempengaruhi yield dari Surat Berharga Negara (SBN) RI.
Namun, SBN Indonesia yang dipegang oleh asing saat ini hanya memiliki porsi 15,57 persen. Sehingga, menurut Sri Mulyani, pengaruh modal asing keluar menjadi relatif bisa diminimalkan, meski tetap terpengaruh.
Sri Mulyani menuturkan, semakin banyak orang Indonesia yang berinvestasi SBN, pasar keuangan domestik semakin dalam dan tebal sehingga kalau terjadi guncangan seperti sekarang maka guncangan itu relatif tidak menimbulkan gelombang yang besar bagi instrumen keuangan Indonesia.
"Ini pekerjaan rumah yang akan terus dilakukan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan," kata Sri Mulyani.