Menteri Teten: UMKM Harus Optimalkan Ekosistem Digital
pemerintah tengah mengakselerasi transformasi digital UMKM di tanah air. Tiga tahun melewati pandemi Covid-19, ucap Teten, ini saat UMKM untuk bangkit
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menegaskan, bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus mengoptimalkan ekosistem digital.
Teten berujar, pemerintah tengah mengakselerasi transformasi digital UMKM di tanah air. Tiga tahun melewati masa pandemi Covid-19, ucap Teten, ini saat UMKM untuk bangkit.
"Kita memahami pentingnya UMKM untuk mengoptimalkan ekosistem digital, bukan hanya untuk bertahan, namun pulih dan semakin kokoh sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional," ujar Teten dalam virtual media briefing, Kamis (11/8/2022).
Baca juga: Bumbu Rendang Tembus Pasar Eropa, Menteri Teten: Bukti Kuliner Sumatera Barat Sedap
Teten berujar, peningkatan jumlah UMKM bertransformasi digital akan menjadi fondasi bagi Indonesia untuk dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital, di mana pada tahun 2030 akan mencapai Rp4.531 triliun.
"Pada Juni 2022, KemenKopUKM mencatat sudah ada sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM atau sebesar 30,4 persen dari total UMKM telah hadir pada platform e-commerce," tutur Teten.
VP of Marketplace Tokopedia, Yudhiaji Kusuma menerangkan, selama semester I 2022 dibandingkan dengan periode yang sama di 2021, Mempawah, Lampung Barat dan Lombok Utara adalah beberapa daerah dengan kenaikan jumlah penjual tertinggi.
"Contoh lain dari inisiatif atau inovasi yang sesuai kebutuhan penjual, antara lain pengembangan konten di Pusat Edukasi Seller, fitur Bundling Produk dan Banner Toko, serta masih banyak lagi," terangnya.
Kemudahan ini dimanfaatkan oleh UMKM lokal, seperti UniNam, iniTempe dan Heritage Brass.
Baca juga: UMKM Kesulitan Ekspor, Menteri Teten Sebut Pemerintah Sudah Berikan Kemudahan
Pemilik usaha rendang UniNam, Merri Aisir, memberdayakan ibu-ibu di sekitar dapur UniNam dan membantu para petani dan peternak di Payakumbuh, Sumatera Barat. Dengan modal awal hanya Rp2 juta, kini omzet UniNam bisa mencapai puluhan juta.
Pemilik iniTempe, Benny Santoso asal Surakarta, melihat peluang bisnis olahan tempe sejak 2016. iniTempe memberdayakan petani kedelai lokal dari wilayah Grobogan, Jawa Tengah dan Pulaki, Bali.
Pemilik UMKM dari Semarang Heritage Brass, Mita Nurul Fajar Indah, di sisi lain sangat peduli dengan pemberdayaan perajin lokal kuningan.