Kondisi Perekonomian Global Belum Membaik, Sejumlah Negara Berjuang Keluar dari Tekanan Ekonomi
Ekonomi Inggris mengalami kontraksi di kuartal kedua tahun ini, yang dipicu oleh krisis biaya hidup yang sedang melanda negara itu.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
![Kondisi Perekonomian Global Belum Membaik, Sejumlah Negara Berjuang Keluar dari Tekanan Ekonomi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-resesi-ekonomi1.jpg)
5. Inflasi konsumen perkotaan tahunan Mesir naik
Inflasi konsumen perkotaan tahunan Mesir melonjak menjadi 13,6 persen di bulan Juli, dari 13,2 persen di bulan Juni.
Badan Statistik Mesir (CAPMAS) mengatakan di antara kenaikan harga tahunan terbesar adalah makanan dan minuman, hotel, serta restoran. Ini termasuk kenaikan harga untuk biji-bijian, roti, produk susu dan telur.
6. Bank Sentral Thailand naikkan suku bunga 25 bps
Banks Sentral Thailand telah menaikkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin. Kenaikan ini diharapkan dapat mengurangi laju inflasi.
7. Inflasi Norwegia bulan Juli melonjak
Inflasi Norwegia untuk bulan Juli melonjak ke level tertinggi dalam dua dekade terakhir, mencapai 4,5 persen. Sementara inflasi negara ini pada bulan Juni mencapai 3,6 persen.
Baca juga: Bea Cukai Bawa UMKM Naik Kelas, Ekonomi Tancap Gas
8. Inflasi AS bulan Juli melambat, dipicu penurunan harga bensin
Inflasi Amerika Serikat (AS) di bulan Juli melambat karena harga bensin turun tajam, memberikan kelegaan bagi warga AS yang telah menyaksikan kenaikan inflasi selama dua tahun terakhir.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis pada Rabu (10/8/2022) kemarin menunjukkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 8,5 persen, namun turun dari kenaikan sebesar 9,1 persen di bulan Juni yang merupakan rekor terbesar dalam empat dekade.
9. Inflasi tahunan Meksiko di bulan Juli melambung
Inflasi tahunan Meksiko mencapai level tertinggi dalam 22 tahun terakhir di bulan Juli. Inflasi naik menjadi 8,15 persen di bulan Juli, dari 7,99 persen di bulan Juni. Ini bahkan lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 8,13 persen.
Baca juga: Kongres AS Sahkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi
10. Jerman kehilangan nilai tambah 265 miliar dolar AS akibat perang di Ukraina
Lembaga penelitian Institute for Employment Research mengungkapkan ekonomi Jerman akan kehilangan nilai tambah sebesar 265 miliar dolar AS pada tahun 2030, akibat perang di Ukraina dan kenaikan harga energi.
PDB Jerman tahun depan diperkirakan akan lebih rendah 1,7 persen karena mengalami penyesuain harga. Sementara jumlah penduduk yang tidak bekerja akan mencapai 240.000.
Salah satu sektor yang mendapat tekanan paling besar adalah industri perhotelan, yang telah bergulat dengan pandemi Covid-19. Sektor-sektor lainnya seperti industri kimia dan produksi baja kemungkinan besar juga akan terpengaruh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.