Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bank Sentral China Pangkas Suku Bunga 10 Bps untuk Hidupkan Kembali Permintaan Kredit Penduduknya

PBOC mengaitkan langkahnya dengan menjaga sistem perbankan cukup memadai. Dengan jatuh tempo pinjaman MLF senilai 600 miliar yuan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Bank Sentral China Pangkas Suku Bunga 10 Bps untuk Hidupkan Kembali Permintaan Kredit Penduduknya
ist
Ilustrasi suku bunga. Bank Sentral China memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya tahun ini hari ini, Senin (15/8/2022), sebagai upaya menghidupkan kembali permintaan kredit untuk mendukung ekonomi Beijing yang dilanda Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, SHANGHAI - Bank Sentral China memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya tahun ini hari ini, Senin (15/8/2022), sebagai upaya menghidupkan kembali permintaan kredit untuk mendukung ekonomi Beijing yang dilanda Covid-19.

Ekonom dan analis mengatakan mereka percaya otoritas moneter China berusaha mendukung ekonomi yang lesu dengan melonggarkan kebijakan moneternya, di tengah tindakan negara-negara lainnya yang menaikkan suku bunga secara agresif.

People's Bank of China (PBOC) mengatakan pihaknya memangkas suku bunga pinjaman fasilitas pinjaman jangka panjang menengah (MLF) satu tahun sebesar 400 miliar yuan atau sekitar 59,33 miliar dolar AS untuk beberapa lembaga keuangan sebesar 10 basis poin menjadi 2,75 persen dan 2,85 persen. Sebelumnya PBOC telah menurunkan suku bunga sebesar 10 basis poin pada Januari lalu.

Baca juga: Pejabat AS dan China Bahas Pertemuan Biden-Xi Jinping di Tengah Gesekan Taiwan

PBOC mengaitkan langkahnya dengan menjaga sistem perbankan cukup memadai. Dengan jatuh tempo pinjaman MLF senilai 600 miliar yuan, operasi tersebut menghasilkan penarikan dana bersih senilai 200 miliar yuan.

"Sekarang dengan melihat ke belakang, pemotongan 10-bp hari ini dapat dilihat sebagai 'front-loading' sebelum ruang kebijakan semakin sempit ke depan karena PBOC melihat tekanan inflasi struktural," kata ahli strategi suku bunga di OCBC Bank, Frances Cheung yang dikutip dari Reuters.

Dalam laporan kebijakan moneter kuartal kedua tahun ini, PBOC menegaskan akan meningkatkan kebijakan moneter dengan hati-hati dan menjaga likuiditas yang cukup, sambil memantau dengan cermat perubahan inflasi domestik dan eksternal.

"Terlepas dari peringatan risiko inflasi dan kondisi likuiditas yang meningkat, risiko penurunan yang mendominasi di bawah penyebaran COVID dan kekalahan sektor properti mendorong PBOC untuk menurunkan suku bunga untuk merangsang permintaan," kata kepala strategi FX Asia di Mizuho Bank, Ken Cheung.

BERITA TERKAIT

PBOC juga menyuntikkan dana senilai 2 miliar yuan melalui reverse repo tujuh hari, dan memotong biaya pinjaman margin yang sama 10 basis poin menjadi 2 persen dari sebelumnya sebesar 2,1 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas