IHSG Diprediksi Tembus 7.600, Berikut Strategi Investasi agar Cuan Maksimal
Volatilitas pasar saham di kuartal II lebih disebabkan oleh sentimen global karena The Fed yang menjadi lebih agresif, dan kekhawatiran resesi ekonomi
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah menguat menyentuh rekor tertinggi di level 7.276 pada kuartal I 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dan belum kembali ke level tertingginya.
Senior Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel Kesuma mengatakan, kendati demikian, dirinya tetap memiliki pandangan positif terhadap outlook pasar saham Indonesia.
"Ekspektasi target level IHSG kami dapat mencapai 7.600 dengan ekspektasi pertumbuhan earnings di kisaran 12 persen," ujar dia melalui risetnya, Rabu (17/8/2022).
Baca juga: Lima Sektor Topang Kenaikan IHSG Selasa (16/8/2022) Naik 0,57 Persen ke 7.133
Menurut Samuel, yang dapat menjadi katalis pasar ke depan adalah apabila terdapat perbaikan sentimen pasar global, di antaranya The Fed yang menjadi lebih dovish atau meredanya tekanan inflasi global secara konsisten.
Sementara, volatilitas pasar saham di kuartal II lebih disebabkan oleh sentimen global karena The Fed yang menjadi lebih agresif, dan kekhawatiran resesi ekonomi.
"Namun, secara fundamental kondisi makroekonomi domestik tidak berubah, tetap suportif di mana momentum pemulihan ekonomi terus terjadi. Meningkatnya aktivitas domestik dan harga komoditas yang suportif juga berdampak positif terhadap profitabilitas emiten dalam pasar saham," katanya.
Lalu, bagaimana filosofi investasi dan strategi portofolio agar cuan bisa maksimal?
Samuel mengungkapkan, pengelolaan reksa dana saham pihaknya dilakukan secara aktif, didasari oleh analisa fundamental dengan riset mendalam untuk membentuk portofolio yang optimal.
Pihaknya menerapkan kerangka growth, cashflow, management, valuation (GCMV) dalam pemilihan saham, untuk menyaring saham dengan fundamental baik dan tingkat valuasi atraktif.
"Untuk strategi portofolio, kami memiliki pandangan positif terhadap sektor yang menangkap potensi pertumbuhan struktural Indonesia di bidang pembangunan industri energi terbarukan dan ekonomi digital. Kami melihat eksposur di saham sektor komoditas dan teknologi dapat menangkap potensi Indonesia dalam tema ini," pungkasnya.