Pandemi Mereda, Pengiriman Produk Otomotif kembali Melonjak
selama pandemi terjadi penurunan aktivitas bongkar muat karena hampir semua sektor industri dan kegiatan manusia secara global menurun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC, Rio TN Lasse mengatakan, selama pandemi covid-19 terjadi penurunan aktivitas bongkar muat karena hampir semua sektor industri dan kegiatan manusia secara global menurun.
Tidak ada penurunan kebutuhan produk otomotif secara global hanya ada delay saja sehingga, begitu pandemi sudah lebih longgar, laju pengiriman produk otomotif langsung kembali melonjak naik.
“Tahun 2021 kami sudah rebound. Pendapatan sudah kembali naik lebih dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Jadi praktis pendapatan menurun hanya pada 2020. Setelah itu sudah kembali," kata ujar Rio TN Lasse, Senin (22/8/2022).
Baca juga: Kinerja IPCC Meningkat, Terdongkrak oleh Terminal Satelit
Kenaikan pendapatan ini ikut pula mengerek harga saham IPCC yang kembali mulai membaik.
Dikatakannya, saat ini IPCC satu-satunya perusahaan operator terminal kendaraan di Indonesia.
"Pesaing ada, namun kapasitasnya masih sangat kecil sehingga sebagai anak perusahaan plat merah dengan status world class dedicated car terminal operator di Indonesia, IPCC memiliki jaminan kestabilan pasar dan pendapatan," katanya.
Baca juga: IPCC Terminal Kendaraan Catat Kenaikan Laba 352 Persen Dibandingkan Tahun 2021
Kondisi ini didukung sejak Oktober 2021. Pelindo 1, 2, 3 dan 4 telah merger menjadi satu holding company yaitu Pelindo sehingga status IPCC pun meningkat dari semula hanya melayani Jakarta dan sekitarnya saja, kini menjadi nasional.
Dulu terminal utama kami hanya di Tanjung Priok. Kini juga mengelola terminal kendaraan di pelabuhan Belawan Medan, Panjang Lampung, Pontianak dan Makassar, dan sedang dijajaki dengan area lainnya.
"Ini membuka peluang usaha yang lebih besar yang tentunya juga memberikan potensi pendapatan perseroan yang juga besar,” ujar Direktur Keuangan IPCC Terminal Kendaraan, Soemarno.
Baca juga: Tiap Bulan IPCC Layani Pengiriman hingga 60 Ribu Unit Mobil dan Alat Berat
Perkembangan makroekonomi Indonesia yang kian positif dan dibarengi dengan semakin berkurangnya dampak pandemi Covid-19.
Didukung makroekonomi global yang juga terus membaik, menurut Rio TN Lasse, juga bisa menjadi pertimbangan bagi para investor dan para pemain bursa saham untuk mengoleksi saham perusahaan berkode IPCC ini.
Karena kondisi makroekonomi itu akan mendorong pertumbuhan industri otomotif, manufaktur, dan komoditas pertambangan dan perkebunan. Maka sebagai bagian dari jasa layanan industri, pertumbuhan pesat itu juga akan berimbas positif pada jasa layanan bongkar muat kendaraan.
“Harga per saham IPCC juga masih rasional, sehingga menjanjikan peluang keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan saham-saham yang sudah mapan. Kami baru empat tahun listing di bursa saham, masih banyak yang belum tahu potensi kami yang besar,” tambah Soemarno.
Direktur Utama IPCC Rio TN Lasse menerangkan tiga strategi bisnis dari IPCC Terminal Kendaraan pada era pertumbuhan paska pandemi saat ini. Yaitu dengan melakukan integrasi, ekspansi, dan digitalisasi.
Saat ini kinerja operasional dan keuangan IPCC yang cemerlang karena hampir semua pabrikan otomotif di Indonesia saat ini memercayakan pengurusan ekspor dan impor produknya melalui IPCC Terminal Kendaraan, seperti Honda, Hyundai, Toyota, Isuzu, Suzuki, Ford, Mitzubishi, Wuling dan lain-lain.
Belum lagi sejumlah merek Truck dan Alat Berat yang mempercayai penanganan bongkar muat kepada IPCC. Antara 50.000-60.000 mobil CBU dan alat berat dilayani pengurusan ekspor dan impornya melalui terminal IPCC Tanjung Priok setiap bulan.
Selain itu juga berbagai jenis motor, alat berat, alat pertanian dan pertambangan, alutsista dan suku cadang.
Sedang laporan kinerja keuangan untuk semester pertama 2022, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 302,34 miliar atau meningkat 29,6 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 233,28 miliar.
Membukukan laba periode berjalan semester pertama 2022 sebesar Rp 45,42 miliar atau melonjak 206,19 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 14,83 persen.