Bank Indonesia Bisa Naikkan Suku Bunga Sebelum Harga BBM Subsidi Naik
Kemungkinan BI untuk menaikkan suku bunga tetap bisa dilakukan tanpa harus menunggu kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dan Solar naik.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai kemungkinan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga dalam rapat dewan gubernur (RDG) hari ini, masih 50:50.
Kemungkinan BI untuk menaikkan suku bunga tetap bisa dilakukan tanpa harus menunggu harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar naik.
"Bisa saja BI menaikan suku bunga acuannya sekarang mengantisipasi rencana pemerintah menaikan harga BBM. Tingkat inflasi Juli secara tahunan sudah melebihi rentang target BI," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Selasa (23/8/2022).
Diketahui, inflasi Juli 2022 secara tahunan mencapai 4,94 persen, di mana angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2017.
Kemudian jika harga BBM subsidi benar naik, maka angka inflasi bisa ikut terkerek hingga lebih dari 5 persen, sehingga BI mau tidak mau harus menaikkan suku bunga
"Mungkin nanti kalau subsidi BBM sudah dikurangi dengan menaikan harga Pertalite dan mendorong inflasi naik ke atas 5 persen, BI baru akan menaikan suku bunga acuannya," kata Ariston.
Baca juga: China Pangkas Suku Bunga Pinjaman untuk Hidupkan Kembali Ekonomi yang Tersendat
Sementara, kemungkinan lainnya adalah BI tetap mempertahankan suku bunga acuan karena melihat inflasi sekarang masih di kisaran 4 persen, dan banyak subsidi pemerintah untuk menahan harga barang.
Baca juga: The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Acuan 50 Bps di Pertemuan September
"Inflasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi pertimbangan BI dalam penerapan kebijakan suku bunga. BI mungkin tidak mau terlalu cepat menaikkan suku bunga, agar nantinya masih ada ruang untuk menggunakan instrumen ini dalam mengendalikan inflasi ke depan," pungkasnya.