Gandeng Agen Properti, BTN Bidik Penyaluran Pembiayaan 5.000 Unit Hunian
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar menambahkan, program Kangen Banget merupakan penyempurnaan program sebelumnya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) terus menggenjot penyaluran pembiayaan perumahan hingga akhir tahun 2022, melalui kerjasama dengan agen properti.
"Kerja sama BTN dengan mitra agen properti menunjukan hasil yang luar bisa dalam beberapa tahun belakang," kata Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu pada acara Rumah.com Agent Award 2022 di Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Dalam kerjasama ini, BTN membuat program Kanget Banget (KPR/KPA Agent – BonusnyA NGagETin).
Nixon mengungkapkan, berdasarkan data realisasi KPR maupun KPA Agent Property di BTN periode semester Juni 2022 terdapat pertumbuhan realisasi KPA/KPR Agent Property, yakni pertumbuhan sebesar 354 persen (year on year) dengan jumlah pembiayaan KPR/KPA mencapai 870 unit senilai Rp360 miliar.
Baca juga: Gandeng Pengembang Properti, BTN Fasilitasi KPR 6 Ribu Unit Rumah
Menurutnya, adanya program Kangen Banget diharapkan jumlahnya penyaluran KPR/KPA Agent Property akan semakin besar, hingga akhir tahun ditargetkan bisa mencapai 5.000 unit.
"Eksistensi dan peran Agen Properti sebagai tenaga penjual property juga memiliki peran penting dalam bisnis property yang kini menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar menambahkan, program Kangen Banget merupakan penyempurnaan program sebelumnya.
Program ini memberikan kemudahan kepada konsumen Agen Proporti berupa uang muka ringan, angsuran terjangkau dengan jangka waktu panjang serta angsuran secara berjenjang.
“Agar program ini lebih menarik kita berikan berikan fee kepada agen properti sebesar 1,2 persen. Kemudian DP sebelumnya untuk rumah bekas dari 20-30 persen menjadi 10 persen, sedangkan rumah baru dari 10-15 persen menjadi 5 persen,” jelasnya.
Hirwandi berharap dengan program ini meningkatkan penyaluran KPR komersial atau non-subsidi yang ditargetkan komposisinya bisa lebih dari 40 persen dari total penyaluran kredit perseroan.
Saat ini komposisi KPR subsidi masih sekitar 62 persen dan sisanya 38 persen adalah KPR komersial.