Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Bisnis

Isu Naiknya Harga BBM, Kenaikan Pertalite Dikabarkan 40 Persen, Subsidi Cuma Dinikmati Orang Kaya?

Pemerintah mengatakan lebih banyak uang akan dibutuhkan untuk subsidi tahun ini jika harga bahan bakar tidak dinaikkan.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Isu Naiknya Harga BBM, Kenaikan Pertalite Dikabarkan 40 Persen, Subsidi Cuma Dinikmati Orang Kaya?
Istimewa
Ilustrasi pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah tengah mempertimbangkan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi karena harga minyak dunia mengalami fluktuasi dan berada di level yang cukup tinggi. 

Oleh sebab itu, pemerintah saat ini tengah berupaya untuk membuat kebijakan yang mendorong konsumsi Pertalite dan Solar bisa tepat sasaran.

Terlebih anggaran subsidi dan kompensasi energi bisa bertambah Rp 198 triliun jika tidak ada kebijakan pengendalian dari pemerintah.

Subsidi BBM Ratusan Triliun Malah Dinikmati Orang Kaya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan bakal mengumumkan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat.

Sinyal kenaikan harga BBM ini disebabkan beban subsidi dan kompensasi energi yang membengkak pada tahun 2022 hingga Rp502 triliun.

Atas hal itu, pemerintah berencana menaikkan harga BBM jenis pertalite dan solar.

Direktur Penyusunan APBN Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rofyanto Kurniawan menyebut, pemberian subsidi BBM dan listrik tidak efisien lantaran banyak masyarakat menengah atas yang ikut menikmatinya.

Baca juga: Pemerintah Diminta Siapkan Mitigasi Terhadap Dampak Rencana Kenaikan BBM

Berita Rekomendasi

“Subsidi hanya untuk rakyat miskin dan yang membutuhkan, rakyat mampu menengah ke atas seharusnya tidak perlu lagi mendapatkan subsidi,” kata Rofyanto dalam acara Konsultasi Publik RUU APBN Tahun Anggaran 2023, Kamis (25/8/2022).

Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, subsidi justru tak dinikmati masyarakat rentan dan kurang mampu.

Subsidi justru dipandang dinikmati oleh golongan orang kaya, sehingga penyaluran subsidi dinilai tidak tepat sasaran.

“Konsumsi listrik, BBM, dan LPG itu banyak kelompok yang kaya dibandingkan dengan kelompok yang tidak mampu," kata Sri Mulyani.

Adapun dikutip dari Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2023, anggaran subsidi jenis BBM tertentu dan LPG tabung 3 kg direncanakan sebesar Rp138,33 triliun atau 7,4 persen lebih rendah ketimbang outlook 2022.

Alokasi subsidi jenis BBM tertentu dan gas melon untuk tahun ini diperkirakan Rp149,36 triliun.

Nantinya akan dilakukan transformasi penyaluran subsidi BBM agar lebih tepat sasaran.

Penyaluran juga akan berbasis target penerima, dan terintegrasi dengan program perlindungan sosial. (Kontan/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas