Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Efek Pidato Jerome Powell, Harta Miliarder Rontok hingga Dolar Menguat ke Rekor Baru

Dalam pidato tersebut, Jerome Powell memperjelas langkah The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan demi menahan laju inflasi.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Efek Pidato Jerome Powell, Harta Miliarder Rontok hingga Dolar Menguat ke Rekor Baru
WSJ
Ketua The Fed Jerome Powell. Kekayaan miliarder dunia anjlok seketika setelah Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell memberikan pidato 

Dilanjutkan oleh baht Thailand yang terdepresiasi sebanyak 0,64 persen terhadap greenback.

Poundsterling juga ikut terperosok dan anjlok 2-1/2 tahun di kisaran 1,1656 pada awal perdagangan Senin tadi, setelah sebelumnya Sterling berada di posisi 1,1658 terhadap dolar.

Kondisi serupa juga dialami oleh mata uang Eropa yaitu euro, dimana pada awal perdagangan euro ambles sebanyak 0,49 persen menjadi 0,9916 terhadap dolar AS.

Sementara dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif akan kebijakan hawkish juga kompak mencatatkan bearish, dengan Aussie yang anjlok di kisaran 0,7 persen menjadi 0,6842 terhadap greenback sedangkan kiwi Selandia Baru mencapai level terendah dengan turun sebanyak 0,6103 dolar AS.

Baca juga: Pasca Pidato Jerome Powell Saham Miliarder Elon Musk hingga Jeff Bezos Kompak Rontok

Keperkasaan dolar dalam perdagangan di pasar spot  terjadi usai  Powell melontarkan komentar agresif pada Jumat  (26/8/2022) di Jackson Hole.

Dalam pertemuan tahunan tersebut Powell menegaskan bahwa pihaknya dan The Fed akan terus menaikkan suku bunga ke level tertinggi sampai inflasi turun menyentuh angka 2 persen

Powell juga mengindikasikan risiko resesi yang akan dihadapi AS akibat sikap hawkish The Fed.

Berita Rekomendasi

Kondisi ini lantas membuat investor panik hingga mereka nekat menjual aset investasinya dan beralih pada aset safe haven seperti dolar.

Alasan tersebut yang membuat nilai dolar AS meningkat di tengah ancaman resesi.

"Powell menjelaskan bahwa tidak ada poros dovish seperti yang diperkirakan beberapa pelaku pasar,dengan begini indeks dolar AS akan melacak lebih tinggi lagi menuju 110 poin,” jelas Carol Kong, rekan senior untuk strategi mata uang dan ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia.

Baca juga: Saham Asia Terjun Bebas di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Tajam Suku Bunga di AS dan Eropa

Meski The Fed belum menyebut berapa banyak suku bunga yang akan dikerek pada pertemuan di September mendatang, namun mengutip dari Reuters pengetatan moneter ini akan membuat suku bunga naik sekitar 75 basis poin. (Tribunnews.com/Kontan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas