Efek Pidato Jerome Powell, Harta Miliarder Rontok hingga Dolar Menguat ke Rekor Baru
Dalam pidato tersebut, Jerome Powell memperjelas langkah The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan demi menahan laju inflasi.
Editor: Muhammad Zulfikar
Akibat pidato Powell, investor semakin khawatir pertumbuhan ekonomi akan tersendat dan suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan kemungkinan resesi.
Bursa saham AS atau Wall Street ikut anjlok pada perdagangan Jumat lalu.
Akibatnya, indeks acuan utama seperti Dow Jones, S&P dan Nasdaq menelan kerugian lebih dari 3 persen, atau terburuk sejak pertengahan Juni lalu.
Baca juga: Pasca Pidato Jerome Powell Saham Miliarder Elon Musk hingga Jeff Bezos Kompak Rontok
Dalam rentang waktu hanya delapan menit, pidato Powell memicu kekalahan pasar dan memangkas kekayaan miliarder AS sebesar US$ 78 miliar. Bloomberg mencatat kekayaan bos Tesla Elon Musk turun US$ 5,5 miliar dengan total kekayaan bersihnya mencapai US$ 254 miliar.
Kekayaan Pendiri Amazon Jeff Bezos juga hilang US$ 6,8 miliar berdasarkan data indeks Bloomberg Billionaires. Hal ini menghapus sekitar US$ 12 miliar dari kekayaan dua miliarder teratas dunia.
Sementara itu, kekayaan Pendiri Microsoft Bill Gates dan Warren Buffett masing-masing turun US$ 2,2 miliar dan US$ 2,7 miliar. Sementara kekayaan Pendiri Google Sergey Brin juga ikut turun yang nilainya di bawah US$ 100 miliar.
Secara sederhana, tanda-tanda perlambatan ekonomi AS dan meredanya tekanan harga telah mendorong harapan di pasar keuangan bahwa bank sentral mungkin mengurangi kenaikan suku bunga yang agresif, dan mungkin mulai berbalik arah pada tahun depan.
Dolar Menguat ke Rekor Baru
Isyarat kenaikan suku bunga yang disampaikan ketua The Fed Jerome Powell, telah mendorong nilai mata uang dolar AS melonjak ke level tertinggi pada perdagangan Asia, Senin (29/8/2022).
Baca juga: The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Acuan 50 Bps di Pertemuan September
Dolar AS menguat sebanyak 0,5 persen hingga nilainya terangkat di level 109,44 di perdagangan Asia.
Penguatan greenback ini membuat dolar AS menjadi mata uang dengan nilai tertinggi sejak 21 Juli.
Sayangnya aksi bull dolar mendorong tekanan pada pasar global dan membuat mata uang dari negara – negara berkembang jatuh ke posisi terendah, seperti yuan China yang lepas dan jatuh ke level 6,9321 per dolar.
Angka ini bahkan jadi yang terendah yang pernah dicapai yuan sejak dua tahun terakhir.
Menyusul keruntuhan yuan, kenaikan dolar telah membuat Yen Jepang tertekan hingga mata uang ini terkoreksi tajam dan terjun sebanyak 0,76 persen terhadap dolar AS.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.