Industri Berbasis Pertanian Berperan Mendorong Pemulihan Ekonomi Indonesia
Industri pangan berbasis pertanian semakin berkembang pesat, dan terus tumbuh baik untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri pangan berbasis pertanian semakin berkembang pesat, dan terus tumbuh baik untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor.
Apalagi di saat pandemi, banyak terjadi disrupsi ketersediaan dan logistik pangan segar, maka pangan olahan menjadi andalan.
Ini bisa dilihat dari kontribusi industri pangan terhadap PDB non migas terus meningkat, dari 34,3 persen tahun 2017 menjadi 38,1 persen tahun 2021 dan tercatat pertumbuhan industri pangan sampai semester-1 2022 meningkat dibandingkan 2022, yaitu sebesar 3,68 persen.
Baca juga: Jokowi: 66 Negara Terancam Ambruk Ekonominya dan 82 Negara Kekurangan Pangan Akut
Demikian juga pertumbuhan investasi industri pangan terus membaik dan secara keseluruhan realisasi investasi semester1-2022 meningkat pesat mencapai Rp 42 triliun rupiah dan berada dalam 5 besar investasi di Indonesia.
Ketua Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan, Indonesia menjadikan industri berbasis pertanian menjadi prioritas sebab hasil pertanian sangat berlimpah di Indonesia.
Sektor tersebut juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan ketersediaan pangan dengan harga yang stabil.
"Selain itu, industri pangan olahan juga sangat bergantung pada sektor ini untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produksinya, bahkan sebagian masih impor," kata Adhi di sela-sela roadshow penyelenggaraan Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA) di Jakarta yang diadakan Constellar belum lama ini.
Roadshow bertujuan menginspirasi perusahaan, investor, petani kecil, pengusaha, dan lulusan muda di Asia agar dapat bergabung dalam gerakan mengubah industri pertanian daerah dengan teknologi dan inovasi, sementara penyelenggaraan AFTEA akan digelar di di Sands Expo and Convention Centre Singapura 26-28 Oktober 2022 mendatang.
Dilkatakan Adhi, industri pangan olahan masih mencatatkan pertumbuhan positif pada tahun 2021 yakni sebesar 2,54 persen.
Data BPS mengungkapkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) sektor pangan olahan pada tahun 2021 sebesar Rp 775,1 triliun, meningkat 2,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).
“Maka pameran AFTEA menjadi penting bagi industri pangan Indonesia untuk melihat perkembangan teknologi pertanian, serta saling berdiskusi dengan mitra untuk mendukung pertumbuhan industri," kata Adhi.
Apalagi juga dikaitkan dengan penerapan teknologi IR 4.0 yang semakin dibutuhkan dalam mengintegrasikan dari hulu ke hilir, serta untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas serta konektivitas satu sama lain.
Dalam kesempatan yang sama, James Boey, Senior Vice President, Markets Constellar mengatakan, makin rentannya negara terhadap masalah ketahanan pangan, model pertanian saat ini tidak lagi memenuhi kebutuhan, baik dalam ketahanan pangan itu sendiri maupun pembangunan pertanian berkelanjutan pada masa mendatang.
"Ada kebutuhan kritis bagi wilayah-wilayah untuk bersatu dan mempercepat langkah dalam mengeksplorasi dan mengadopsi teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, hasil proses dan produk pertanian," katanya.
Membangun kesadaran, kata dia menjadi langkah pertama yang penting untuk memahami tantangan industri saat ini sebelum mencari solusi untuk mengatasinya.
"Kami mempertemukan pakar-pakar industri dalam rangkaian roadshow regional untuk mengungkap masalah industri saat ini dan meningkatkan kesadaran peserta akan kebutuhan mendesak dalam memperkuat teknologi pangan berbasis pertanian, dan rantai pasok produksi makanan,” ungkapnya.
Sebagai pameran pertama di Singapura yang fokus pada industri pangan berbasis pertanian untuk para pelaku industri baru dapat meluncurkan, memamerkan, dan menguji inovasi dan solusi mereka, AFTEA 2022 akan mengusung tema-tema utama seperti Akuakultur & Produksi Protein Kota, Ketahanan & Keamanan Pangan, Teknologi Pangan Terbaru, dan Pertanian Pintar (Smart Farming).