Harga Sayuran di Pakistan Meroket Pasca Banjir Bandang
Banjir bandang di Pakistan juga membuat negara itu dibayangi krisis pangan, setelah tanaman pertanian rusak akibat tergenang air.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD – Bencana banjir bandang yang melanda Pakistan telah membuat harga sayuran dan buah-buahan melonjak.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (1/9/2022) banjir bandang di Pakistan juga membuat negara itu dibayangi krisis pangan, setelah tanaman pertanian rusak akibat tergenang air.
Sementara itu, sekitar 220 juta orang Pakistan, tengah menghadapi inflasi yang merajalela, dengan harga konsumen naik 24,9 persen tahun ke tahun di bulan Juli.
Perekonomian Pakistan juga sedang dalam kekacauan, dengan cadangan devisa yang menipis dan rekor depresiasi rupee terhadap dolar AS.
Di kota timur Lahore, dekat perbatasan dengan India, harga beberapa sayuran telah naik tiga kali lipat.
Seorang penjual sayur bernama Ahmad Ali mengatakan bahwa harga bawang merah telah naik menjadi 300 rupee per kg, dari yang sebelumnya hanya 90 rupee per kg.
Baca juga: 100 Kilometer Wilayah Pakistan Jadi Danau setelah Diterjang Banjir Bandang Sungai Indus
“Pasokan sayuran dan buah-buahan ke Lahore semakin hari semakin berkurang karena banjir, hujan dan kerusakan jalan,” kata Malik Salim Awan, pemasok di pasar buah dan sayur Lahore.
Seorang pejabat Pakistan mengatakan bahwa lebih dari dua juta hektar lahan pertanian telah terendam banjir, menghancurkan sebagian besar tanaman dan membuat petani tidak dapat menebar bibit tanaman baru.
Di sisi lain, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, saat ini tengah berjuang untuk mengamankan pasokan.
Baca juga: Tewaskan 1.000 Orang, Kerugian Akibat Banjir Bandang di Pakistan Mencapai 10 Miliar Dolar AS
"Tanaman padi telah hanyut," kata Sharif kepada wartawan setelah mengunjungi Pakistan utara. "
Untuk mengatasi krisis pangan akibat banjir bandang tersebut, Pemerintah Pakistan akan mengimpor sayuran dan bahan pangan lainnya dari Iran dan Afghanistan.
"Harga sudah naik. Jika Anda pergi membeli bawang, Anda tidak akan mendapatkannya. Jika Anda membeli tomat, Anda akan mendapatkannya dengan harga yang jauh lebih tinggi," kata Naveed Qamar, Menteri Perdagangan Pakistan.