Prediksi Para Analis Masih Ada Harapan IHSG Naik, Simak Rekomendasinya
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 September 2022 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 25,48 poin
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1 September 2022 lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 25,48 poin atau 0,36 persen ke 7.153,10.
Meski demikian, sepanjang Agustus bulan kemarin, IHSG terkerek 3,27% ke level 7.178,59 dari posisi 6.951,12 pada akhir Juli 2022.
Para analis menyebut pada September ini masih ada harapan IHSG terus melaju positif.
Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, beberapa sektor bakal mendukung optimisme di pasar saha nasional.
Ia mengatakan, sejumlah saham yang menjadi penggerak (leader) IHSG.
Merujuk situs web BEI seperti dikutip Kontan.co.id, top 10 leader IHSG bulan Agustus 2022 terdiri dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Baca juga: Indeks Saham Amerika Serikat Ambruk Berjamaah Gara-gara Powell
Kemudian ada PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, saham-saham tersebut diborong investor karena sejumlah faktor.
Mulai dari kinerja perusahaan yang membaik, likuiditas tinggi, sedang ada katalis sektoral, ada aksi korporasi, hingga momentum teknikal yang mendukung.
Sayangnya, untuk bulan September 2022, Wisnu memprediksi, tidak semua saham tersebut akan tetap menjadi leader IHSG. Prospeknya akan bervariasi. Yang sudah mencatatkan kenaikan signifikan tentu ada saatnya terjadi profit taking.
Terlebih lagi, Wisnu melihat sejumlah katalis negatif akan membayangi pergerakan IHSG pada September 2022, terutama dari eksternal.
Salah satunya adalah tren kenaikan inflasi global. Yang terbaru, data inflasi Euro Zone pada Agustus 2022 mencatatkan rekor di 9,1% secara tahunan alias year on year (YoY).
"Sentimen negatif lainnya berasal dari pengetatan kebijakan moneter, kenaikan harga energi, risiko krisis kredit properti China, dan lain-lain," kata Wisnu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/9).
Oleh sebab itu, ia memperkirakan, IHSG akan cenderung tertekan pada September 2022. Support rawan IHSG berada di level 7.015 dengan resistance di 7.234.
Baca juga: Saham Teknologi Rontok di Awal Perdagangan, IHSG Kandas 1,41 Persen ke 7.034