Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kebutuhan Susu Nasional 4,4 Juta Ton per Tahun, Ini Upaya Erick Thohir Memenuhi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kebutuhan susu nasional saat ini mencapai 4,4 juta ton per tahun.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kebutuhan Susu Nasional 4,4 Juta Ton per Tahun, Ini Upaya Erick Thohir Memenuhi
Tribunnews/Herudin
Iustrasi pekerja sedang memeras susu sapi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kebutuhan susu nasional saat ini mencapai 4,4 juta ton per tahun.

Namun, produksi susu segar dalam negeri baru mencukupi 21 persen dari kebutuhan secara nasional.

“Permintaan susu terus meningkat, tetapi belum dapat diimbangi dengan produksi dalam negeri,” ujar Erick dalam keterangan yang diperoleh, Sabtu (3/9/2022).

Sebagai informasi, Indonesia hingga saat ini masih menghadapi ancaman stunting, atau kekurangan gizi yang berdampak pada terganggunya pertumbuhan anak.

Baca juga: Konsumsi Susu Ternyata Dapat Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Menteri Erick mengatakan, salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Tanah Air adalah faktor rendahnya konsumsi susu di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, lanjutnya, jumlah rata-rata konsumsi susu di Indonesia adalah 16,27 kg per kapita per tahun.

BERITA REKOMENDASI

Angka tersebut, masih jauh dibanding negara-negara tetangga, seperti Malaysia (26,20 kg/kapita/tahun); Myanmar (26,7 kg/kapita/tahun); dan Thailand (22,2 kg/kapita/tahun).

Dengan latar belakang tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN, terus berupaya meningkatkan produksi susu dalam negeri.

Salah satunya, dengan memperbaiki produksi susu segar dari sisi hulu dengan membentuk kemitraan antara peternak susu dengan koperasi dan industri besar.

“Kementerian BUMN telah aktif mendorong keterlibatan perusahaan-perusahaan BUMN untuk memberikan dukungan, baik melalui kerja sama lahan, keterlibatan dalam rantai pasok makanan, pendampingan serta pembiayaan bagi UMKM,” imbuh Erick.

Baca juga: Berawal Dari Niat Baik, Pria Ini Kini Jadi Pengusaha Susu Kambing Etawa Hingga Dibantu Sandiaga Uno

Salah satu upaya solutif untuk meningkatkan produksi susu segar nasional, Kementerian BUMN, akan menjalin kerja sama dengan FrieslandCampina.

FrieslandCampina adalah salah satu produsen produk olahan susu yang dimiliki oleh koperasi peternak susu terbesar di dunia yang beranggotakan lebih dari 16.500 peternak sapi perah.

Kerja sama ini akan dikembangkan oleh Holding Perkebunan Nusantara PTPN bersama dengan Holding Pangan BUMN (ID Food), HVA International B.V dan Frisian Flag Indonesia sebagai salah satu perusahaan turunan dari FrieslandCampina.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III melalui anak usahanya yaitu PTPN VIII berperan dalam menyediakan lahan ternak.

Penyediaan lahan ini merupakan implementasi strategi optimalisasi asset, khususnya pemanfaatan lahan-lahan non produktif di PTPN Group.

Baca juga: Olahan Susu dan Anggur dari Uni Eropa Paling Diminati Pasar Indonesia

ID FOOD bersama anak usahanya akan memasok pakan ternak ke peternakan sapi perah yang didirikan sebagai pelaksanaan kerjasama.

Sedangkan, HVA akan menjadi penghimpun investasi sekaligus operator dalam pengembangan peternakan sapi perah ini. Untuk menampung hasil produksi, Frisian Flag Indonesia akan menjadi off-taker.

Pada tahap awal, akan ada 4.000 ekor sapi perah yang dikembangkan di lahan milik PTPN Group yang berlokasi di Wilayah Jawa Barat

Erick mengatakan, kerja sama tersebut mengusung konsep tahapan "from grass to glass".

“Jadi, susu diperah dari sapi terbaik, lalu diproduksi di pabrik, hingga proses distribusi, dikelola dengan kontrol ketat untuk memastikan konsumen mendapatkan produk berkualitas terbaik,” ujarnya.

Dengan adanya kerja sama tersebut, diharapkan akan meningkatkan populasi sapi perah dan produksi susu segar dalam negeri.

“Kami akan memastikan bahwa kerja sama ini juga membawa multiplier effects untuk perekonomian masyarakat, khususnya ekosistem produksi susu sapi dalam negeri,” tutup Erick.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas