Kemenparekraf Dorong Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Pariwisata di Era Society 5.0
Para kader wisata akan diberikan pelatihan dan ditugaskan untuk membuat proyek rencana pengembangan desa masing-masing
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melanjutkan Kampanye Sadar Wisata yang menjadi salah satu program unggulan didukung Bank Dunia.
Program pelatihan kali ini dimulai dari Lombok, Nusa Tenggara Barat dan diikuti 165 orang peserta dari 11 desa wisata.
Setiap desa mengirimkan 15 peserta terpilih untuk mengikuti pelatihan tahap pertama yang berlangsung sejak tanggal 1-7 September 2022.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, pentingnya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia bidang pariwisata di Era Society 5.0.
Baca juga: Sudah 7 Tahun Jadi Desa Wisata Tapi Desa Marisa di Pulau Kangge, Alor Belum Miliki Infrastruktur
“Para kader wisata akan diberikan pelatihan dan ditugaskan untuk membuat proyek rencana pengembangan desa masing-masing hingga pendampingan dalam implementasinya," kata Sandiaga saat peluncuran Program KSW beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (3/9/2022).
Hal ini karena pemerintah ingin mendorong partisipasi masyarakat dalam sektor pariwisata.
"Sehingga kita berfokus pada penyiapan masyarakat yang aware dengan perkembangan yang ada,” ujarnya.
Pelaksana tuga (Plt) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh secara resmi membuka dimulainya pelatihan tahap pertama di Lombok.
Menurutnya, para pelaku pariwisata harus mampu menyesuaikan diri dan menjawab keinginan dan kebutuhan spesifik dari para wisatawan saat ini.
"Menjadi tantangan kita bersama, karena kita sedang berjuang untuk bangkit dan pulih dari situasi pandemi Covid-19 dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan," tutur Frans.
"Kita juga harus mempelajari bagaimana bisnis model pengelolaan destinasi wisata yang paling tepat sesuai dengan dinamika yang ada,” sambungnya.
Lebih jauh, Frans mengatakan, pariwisata adalah bisnis kepercayaan, sehingga mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali berwisata dengan perasaan aman dan nyaman serta mau tinggal lebih lama di sebuah destinasi wisata menjadi kemampuan yang harus dimiliki para pelaku sektor ini.
“Saat wisatawan datang, mendapatkan suguhan yang menarik, dan pelayanan prima, tentu wisatawan terkesan dan mau tinggal lebih lama dan datang kembali di kesempatan berikutnya,” ucap dia.
Baca juga: Kompas Travel Fair 2022 Tawarkan Paket Khusus Desa Wisata untuk Para Traveler
Sementara itu Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi mengatakan, peserta pelatihan adalah masyarakat yang bersentuhan langsung dengan pelayanan di sektor pariwisata.
“Dengan model pelatihan yang mengkombinasikan teori dan praktik, para trainer yang terdiri para akademisi dan praktisi pariwisata yang dihadirkan berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengembangan pariwisata desa,” kata Florida.