Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Gas Eropa Melonjak, Pemerintah Jerman Kucurkan Bantuan 65 Miliar Euro ke Warganya 

Rencananya dana 65 miliar euro yang disiapkan akan disalurkan kepada warga dalam bentuk bantuan langsung tunai.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Gas Eropa Melonjak, Pemerintah Jerman Kucurkan Bantuan 65 Miliar Euro ke Warganya 
AFP/INA FASSBENDER
Ilustrasi masyarakat Jerman. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan telah menyiapkan dana bantuan sebesar 65 miliar euro ke warganya, untuk mengatasi lonjakan inflasi dan tingginya harga energi di Eropa. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan telah menyiapkan dana bantuan sebesar 65 miliar euro, untuk mengatasi lonjakan inflasi dan tingginya harga energi di Eropa.

Langkah darurat ini diambil pemerintah Jerman pada Minggu (4/9/2022) setelah Rusia melanjutkan penangguhan aliran gas pipa Nord Stream 1 ke kawasan Eropa, dengan alasan pemeliharaan turbin dari kebocoran.

Usai penangguhan tersebut, harga gas dan energi di Eropa langsung meroket sebanyak 30 persen, khawatir tekanan ini dapat mengganggu roda perekonomian dan bisnis masyarakat Jerman membuat Kanselir Olaf memutuskan untuk menyalurkan bantuan pada jutaan rumah tangga selama krisis energi berlangsung.

“Pemerintahannya siap turun tangan dan membantu. Kami menanggapi kekhawatiran ini dengan sangat, sangat serius,” jelas Scholz dalam konferensi pers di Berlin.

Baca juga: Jerman Makin Tercekik Pasokan Gas Rusia Tinggal Seperlima dari Kapasitas

Mengutip dari Al Jazeera, rencananya dana 65 miliar euro yang hendak disiapkan pemerintahan Scholz akan disalurkan kepada warga dalam bentuk bantuan langsung tunai.

Untuk kelompok pekerja, mereka akan memperoleh satu kali bantuan sebesar 300 euro.

BERITA REKOMENDASI

Pemerintah Jerman juga berencana memberi nominal setara bagi kelompok lainnya yang membutuhkan.

Sementara kalangan pensiunan pemerintah akan memberikan subsidi senilai 300 euro, dan 200 euro untuk kelompok pelajar di Jerman.

Bantuan tersebut diberikan pemerintah guna meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan listrik selama musim dingin di bulan Desember mendatang.

Tak hanya itu, pemerintah Jerman bahkan turut mengeluarkan aturan baru yang untuk membatasi harga energi yang akan dipasarkan di Jerman. Dengan begini harga gas dan bahan bakar minyak bisa dijual dengan tarif yang lebih rendah.

Mengingat saat ini harga energi di Jerman telah melonjak naik 35,6 persen, sementara harga pangan meningkat 16,6 persen apabila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.


Lonjakan tersebut bahkan mengerek naik tingkat inflasi di Jerman jadi 8,8 persen, tertinggi dalam hampir 50 tahun terakhir.

Meskipun Jerman dilanda kekhawatiran akan ancaman resesi ditengah lonjakan energi, namun hal tersebut tak lantas mengurungkan niat pemerintah untuk mempercepat kemandirian energi dengan membangun cadangan gas hingga 85 persen dari kapasitasnya.

Baca juga: Harga Gas di Eropa Melonjak 30 Persen Setelah Rusia Tutup Kembali Aliran Pipa Nord Stream

"Kami telah membuat semua keputusan untuk memastikan bahwa pasokan energi kami aman, meskipun kami ditantang oleh apa yang dilakukan Rusia," kata Scholz.

Mengikuti langkah Jerman, belakangan ini pemerintah Italia juga melakukan hal yang sama dengan menyetujui paket bantuan senilai 17 miliar dolar AS untuk membantu melindungi perusahaan dan keluarga dari lonjakan biaya energi.

Tak hanya itu pemerintah bahkan telah memperpanjang pemotongan cukai BBM di SPBU hingga 20 September mendatang.

Menyusul yang lainnya Finlandia dan Swedia pada Minggu juga mengumumkan rencana untuk menawarkan miliaran dolar jaminan likuiditas kepada perusahaan energi di negara mereka setelah Gazprom Rusia menutup pipa gas Nord Stream 1.

Sementara pemimpin Konservatif Inggris Liz Truss berencana menetapkan batas harga pada kontrak energi rumah tangga, yang saat ini telah melonjak 80 persen menjadi rata-rata 4.188 dolar AS per tahun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas