Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Hubungan Dengan Barat 'Putus', Rusia Pilih Berkawan Dengan Negara-negara Timur

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, di tengah putusnya dengan Barat, Rusia masih berhasil menjaga stabilitas makroekonomi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hubungan Dengan Barat 'Putus', Rusia Pilih Berkawan Dengan Negara-negara Timur
RT.COM
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov 

TRIBUNNEWS.COM – Sanksi negara-negara Barat terhadap Rusia gara-gara invasi ke Ukraina tidak membuat Kremlin bergeming.

Vladimir Putin justru memilih intens menjalin kerjasama dengan negara-negara Timur.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, di tengah putusnya dengan negara Barat, Rusia masih berhasil menjaga stabilitas makroekonomi.

Negara beruang merah itu pun mulai intens menjalin kerjasama dengan negara Timur, seperti China, India, Iran dan Korea Utara.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Kedutaan Rusia di Kabul Tewaskan 8 Orang, Termasuk 2 Staf Rusia

“Ketika pembatasan diperkenalkan secara artifisial di Barat, hubungan perdagangan dan ekonomi [Rusia] dapat dimengerti mulai lebih fokus pada Timur,” kata Peskov, yang berbicara pada peluncuran Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Senin (5/9/2022).

Ia menambahkan “sangat tidak adil untuk mengatakan bahwa kita telah beralih ke Timur sekarang. Komponen penting untuk perdagangan dan hubungan ekonomi, dialog energi, dan bidang lainnya.”

Peskov juga memperingatkan dunia akan mengalami turbulensi besar sebagai akibat dari tindakan tidak logis oleh negara-negara Barat.

Berita Rekomendasi

Rusia memutuskan pasokan energi yang selama ini sangat dibutuhkan oleh negara-negara Uni Eropa.

Akibatnya harga-harga di daratan Eropa melambung dan kebutuhan energi terancam tidak terpenuhi membuat negara-negara tersebut mulai sekarat.

Buktinya saat ini Eropa telah mengalami krisis yang luar biasa, terjadi inflasi dan terancam kedinginan saat musim dingin beberapa bulan ke depan.

"Kemungkinan besar, badai global besar akan dimulai," jelas Peskov memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan Tass.

Baca juga: Imbas Penutupan Gas Rusia, Euro Jatuh ke Level Terendah Pertama Kalinya dalam 20 Tahun

Ia mengakui, dalam banyak hal keputusan tersebut berdasarkan alasan objektif.

“Tetapi ada juga alasan subjektif untuk badai awal ini, yang terkait dengan keputusan dan tindakan otoritas yang sama sekali tidak logis dan seringkali tidak masuk akal di AS, Eropa, Uni Eropa, dan masing-masing negara Eropa ," ujarnya.

Ia menyebut sanksi yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa dan beberapa negara lain di Rusia atas operasi militernya di Ukraina telah menjadi bumerang yang menyebabkan lonjakan harga energi dan rekor inflasi di seluruh Barat. (TASS)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas