Tergiur Diskon, Presiden Jokowi Pertimbangkan Untuk Beli Minyak Rusia
Presiden Indonesia Joko Widodo sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia, disaat harga minyak mentah tengah menghadapi lonjakan harga
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Indonesia Joko Widodo sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia, disaat harga minyak mentah tengah menghadapi lonjakan harga.
Mengikuti langkah China dan India yang telah lebih dulu memborong puluhan ton minyak Rusia, dengan tujuan untuk mengimbangi tekanan fiskal akibat kenaikan biaya energi.
"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi dalam wawancara dengan Financial Times, ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia.
Melonjaknya harga minyak mentah dunia imbas memanasnya konflik Rusia dan Ukraina, telah memaksa pemerintah pusat untuk mengerek naik harga bahan bakar minyak di Indonesia hingga melesat ke level tertingginya pada bulan September ini.
Baca juga: Uni Eropa Desak China dan India Dukung Pembatasan Harga Minyak Rusia
Walaupun keputusan tersebut memicu gelombang protes, namun Presiden Jokowi mengatakan bahwa kenaikan harga BBM ini merupakan upaya terakhir yang dapat dilakukan dirinya guna menyelamatkan keuangan negara dari pembengkakan anggaran subsidi, di tengah melonjaknya harga minyak dunia dan depresiasi atau penurunan nilai rupiah.
Pada Agustus lalu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno yang dikutip Reuters mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30 persen.
Sayangnya hingga kini Presiden belum memutuskan apakah Indonesia akan resmi mengikuti langkah para tetangganya untuk mengimpor minyak dari Rusia, atau tetap mengimpor minyak dari pasar global yang harganya kian melejit.
Baca juga: Prediksi Harga Minyak Turun, Said Iqbal Nilai Kenaikan Harga BBM Dipaksakan
Meski keputusan Indonesia untuk membeli minyak dari Rusia dapat membantu menstabilkan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan harga sembako dalam negeri, yang saat ini telah melonjak di kisaran 4,69 persen pada bulan Agustus, melesat lebih tinggi di atas kisaran target bank sentral yang hanya mematok 2 sampai 4 persen.
Namun apabila nantinya Indonesia resmi mengimpor pasokan minyak dari Rusia tentunya keputusan ini dapat mendatangkan sanksi dari Barat.
Mengingat Kelompok tujuh negara terkaya di dunia alias G7 yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, Italia, dan Inggris telah menerapkan sanksi pembatasan harga minyak Rusia dengan tujuan untuk menghentikan impor minyak mentah Rusia yang bisa digunakan Moskow untuk membiayai invasinya di Ukraina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.