Program CSA Kementan Dorong Peningkatan Penggunaan Pupuk Alami
Program Pelatihan Climate Smart Agriculture (CSA) Kementan diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan pupuk alami.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu instrumen penting program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) adalah mendorong peningkatan pertanian organik.
Misalnya melalui Pelatihan Climate Smart Agriculture (CSA) atau pertanian cerdas berbasis iklim di provinsi Sulawesi Selatan.
Selasa lalu, Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang menggelar kegiatan pelatihan (CSA) Program SIMURP Tahun Anggaran 2022.
Pelatihan berlangsung di Desa Barang Palie Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Selasa (13/9/2022).
Kegiatan Pelatihan CSA ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, Andi Tjalo Kerrang yang didampingi oleh Kepala Bidang Penyuluhan Syukur Tanri, Koordinator BPP, PPK, Petugas OPT Kecamatan Lanrisang, Penyuluh dan petani yang berada di Desa Barang Palie Kabupaten Pinrang.
Baca juga: Kementan Siapkan Tiga Strategi Hadapi Ancaman Krisis Pangan Global
Andi Tjalo, dalam paparannya mengatakan bahwa petani harus siap menghadapi perubahan iklim yang terjadi akibat dari adanya pemanasan global yang terjadi hampir di seluruh dunia.
Karena itu, perlu melakukan penguatan kapasitas SDM petani melalui kegiatan pelatihan.
"Sebagai upaya dalam menghadapi perubahan iklim akibat dari pemanasan global, maka perlu melakukan penguatan SDM melalui pelatihan-pelatihan agar wawasan petani bisa bertambah terutama tentang pembuatan pupuk organik," kata Andi Tjalo.
Dia melanjutkan, dalam kegiatan CSA ini, di dalamnya terdapat kegiatan pelatihan pupuk organik dan pestisida nabati termasuk rekomendasi penggunaan varietas yang bukan hanya berproduksi tinggi, tetapi juga rendah emisi untuk mengurangi pemanasan global.
"Pada pelatihan ini, para petani akan diajarkan cara membuat pupuk organik yang bahan utamanya dari jerami. Jadi setelah melakukan panen, jeraminya tidak boleh lagi dibakar sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga," jelasnya.
Jika para petani sudah mampu untuk membuat pupuk kompos, lanjut dia, maka masalah kurangnya pupuk yang dialami oleh petani selama ini akan mulai teratasi.
"Dan lahan kembali menjadi subur sebagai dampak dari penggunaan pupuk kompos tersebut," ujarnya.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) yang terus mendorong inovasi pertanian yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Menurutnya, Kementerian Pertanian (Kementan) harus bisa membaca perubahan iklim dan beradaptasi diantaranya melalui teknologi Climate Smart Agriculture (CSA) Program SIMURP.
Baca juga: Penelitian Unpad dan Kementan Sebut Buah Mangga Indonesia Aman dari Lalat Buah dan Siap Ekpor