Hadapi Persaingan, BUMN Beri Pelatihan Wirausaha ke Kalangan Santri
Kalangan BUMN mendorong santri menjadi pelaku usaha dan sebagai penggerak industri halal.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong santri menjadi pelaku usaha dan sebagai penggerak industri halal skala nasional hingga internasional.
Pelatihan ini dimotori oleh PT Semen Indonesia bersama 32 BUMN ditandai dengan kick off Bakti BUMN untuk Santri yang meliputi Program Magang Santri dan Program Pesantrenpreneur (Pendidikan Vokasi Pondok Pesantren) di Jawa Timur.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki ribuan pondok pesantren, di mana para santri dan santriwati harus mampu mengembangkan kapasitas diri di tengah tantangan disrupsi digital.
Salah satu bentuk komitmen BUMN untuk terus berkontribusi terhadap ekonomi nasional, dibuktikan dengan wujud Bakti BUMN, salah satunya melalui inisiasi program magang untuk santri di pesantren.
Baca juga: Program Wiki Wirausaha Kadin Ajak UMKM Lokal Lebih Berdaya Saing
"Langkah ini merupakan persiapan bagi generasi muda menghadapi tantangan pembangunan kedepannya termasuk di sektor digital," ujar Erick dalam keterangannya, Jumat (16/9/2022).
Dia mengatakan, kementeriannya juga telah membuka kegiatan Program Pesantranpreneur tahun 2022.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan berwirausaha agar pondok pesantren menjadi mercusuar peradaban, serta pusat pemberdayaan muslimpreuneur, dengan terwujudnya SDM dari para santri berkualitas sebagai penggerak pemberdayaan industri halal di Indonesia dan internasional.
Baca juga: Citi dan PJI Fasilitasi Pelatihan 300 Wirausaha Pemula di Tiga Kota Pulau Jawa
Proses belajar mengajar dalam Program pesantrenpreneur akan berlangsung satu tahun ke depan, dan diharapkan bisa menjadi bekal para santri untuk menjadi wirausahawan (santripreneur) ketika lulus nanti.
General Manager of CSR SIG, Edy Saraya menjelaskan saat ini SIG menerima 20 santri magang di perusahaan, di mana mereka akan belajar mengenai proses bisnis serta metode kerja selama 3 bulan.
Edy menambahkan, SIG juga berupaya membangun masyarakat yang mandiri dengan melahirkan sebanyak-banyaknya wirausahawan baru melalui Program Pesantrenpreneur.
“Ada 26 pondok pesantren yang pengajaranya mengikuti program Training of Trainer (ToT). Saat ini mereka mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada santri masing-masing. Setiap pondok pesantren setidaknya mempunyai 15 santri untuk dididik, sehingga sedikitnya ada 390 santri yang akan diharapkan untuk menjadi wirausahawan,” ujar Edy.