Jerman Sita Perusahaan Minyak Rusia, Rosneft: Ini Tindakan Ilegal
Dengan penyitaan tersebut kini kendali kilang PCK Schwedt resmi dioperasikan oleh regulator energi Jerman yakni Federal Network Agency
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Perusahaan energi terbesar di Rusia Rosneft, menyebut tindakan penyitaan yang dilakukan pemerintah Jerman pada dua fasilitas minyak Rusia di kawasan Schwedt Jerman adalah tindakan ilegal.
Pernyataan tersebut dilontarkan Rosneft setelah pemerintah Jerman pada Jumat (16/9/2022) mengambil kendali penuh atas dua saham anak perusahaan raksasa energi Rusia yakni Rosneft Deutschland GmbH (RDG) dan RN Refining & Marketing GmbH (RNRM).
Pengetatan kontrol sengaja diambil Jerman demi mengamankan pasokan energi selama Moskow menginvasi Ukraina, mengingat selama invasi perusahaan energi di Moskow telah mengurangi pasokan minyaknya ke Eropa hingga membuat harga minyak dan gas melambung ke level tertinggi, seperti dikutip dari Bloomberg.
Baca juga: Pertamina Rosneft Gandeng PLN Dalam Penyediaan Listrik Pada Pembangunan Kilang GRR Tuban
“Operasi di kilang-kilang tersebut terganggu ketika pemerintah Jerman memutuskan untuk mengurangi impor minyak Rusia, dengan target menghentikan sepenuhnya pada akhir tahun,” jelas Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Khawatir ancaman embargo yang dilakukan Rusia makin membuat Jerman mengalami tekanan, membuat pemerintah mengambil langkah tegas dengan membekukan pasokan minyak dari Rusia dan mengambil alih saham anak perusahaan Rosneft Deutschland dibawah perwaliannya.
Dengan penyitaan tersebut kini kendali kilang PCK Schwedt dan dua kilang lainnya yang mendapatkan pasokan dari Rosneft Deutschland resmi dioperasikan oleh regulator energi Jerman, yakni Federal Network Agency.
Sebagai informasi Kilang Schwedt adalah yang terbesar keempat di Jerman dan merupakan pemasok utama produk bensin, solar, dan bahan bakar penerbangan untuk Berlin dan daerah sekitarnya.
Meski kilang minyak ini milik Rosneft, namun karena kepemilikan saham terbesar dimiliki oleh Federal Network Agency Jerman sehingga selama masa penyitaan nasib kilang-kilang minyak ini kini sementara waktu jatuh di tangan pemerintah Jerman.
Baca juga: Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga
Tidak jelas siapa yang bisa menggantikan pasokan energi Rusia di operator kilang Schwedt. Terlebih saat ini Shell, yang memiliki 37,5 persen saham di Schwedt, telah lama ingin menarik diri dari kesepakatan ekspor.
Akan tetapi menurut informasi yang beredar pemerintah Jerman belakangan ini mulai melobi kerjasama dengan negara importir minyak.
Terlepas dari penyitaan aset, Rosneft Rusia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk membahas kemungkinan parameter kontrak baru dengan syarat jaminan pembayaran untuk bahan baku yang dipasok dari Rusia.