Hadapi Inflasi Akibat Kenaikan Harga BBM, Bank Indonesia Diprediksi Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia akan bersiap menghadapi kenaikan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan bahan pangan.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuannya atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), yang saat ini di level 3,75 persen dari sebelumnya 3,50 persen.
Berdasarkan jadwal, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI ke depan akan terlaksana pada 21-22 September 2022.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyakini BI akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin (bps).
"BI diperkirakan kembali naikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps pada RDG bulan ini," ujar Bhima yang dikutip dari Kompas.com, Selasa (20/9/2022).
Baca juga: Menko Perekonomian: Tren Inflasi Indonesia Masih di Bawah 5 Persen
Ia menyebut, prediksi ini karena BI akan bersiap menghadapi kenaikan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan bahan pangan.
Bahkan menurutnya, inflasi ini tidak dapat diredam hanya dengan kenaikan BI rate sekali ini saja.
"Dengan kondisi inflasi yang diperkirakan mencapai 7 persen pada akhir 2022, BI mungkin punya ruang naikkan suku bunga 2-3 kali lagi," tukasnya.
Selain itu, BI diperkirakan akan menaikkan BI rate lantaran terdapat kecenderungan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Menurut dia, BI akan mewaspadai risiko pergerakan nilai tukar dollar AS yang semakin perkasa.
Hal ini tercermin dari Dollar Index yang telah menembus 110 atau meningkat 18 persen dalam setahun terakhir.
Dolar Index merupakan indikator penguatan dollar AS terhadap mata uang lainnya. "BI perlu mewaspadai risiko dollar AS semakin kuat," kata Bhima
Hal yang sama juga disampaikan, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual yang memperkirakan BI akan kembali menaikkan BI rate sebanyak 25 bps setara dengan 0,25 persen menjadi 4 persen.
"Naik 25 bps. BI akan berupaya menjangkar inflasi dengan pelan-pelan menaikkan BI rate," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.
Baca juga: Kemendagri Minta Pemda Tak Ragu Gunakan Belanja Tidak Terduga Untuk Kendalikan Dampak Inflasi
Ia menilai, BI harus mengantisipasi peningkatan inflasi yang saat ini mengarah ke 7 persen di akhir 2022 pasca kenaikan harga BBM.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.