Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Global Bergejolak, Negara-negara Ini Terancam Masuk ke Jurang Resesi

Kinerja perekonomian di sejumlah negara maju seperti China, Amerika Serikat, Jerman hingga Inggris, menjadi sinyal perlambatan ekonomi global.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonomi Global Bergejolak, Negara-negara Ini Terancam Masuk ke Jurang Resesi
freepik
Perekonomian global diprediksi akan terjun ke jurang resesi pada 2023. 

PDB AS turun selama dua kuartal berturut-turut, 1,6 persen selama kuartal pertama tahun ini, dan 0,9 persen di kuartal kedua tahun 2022.

Baca juga: Ekonomi Amerika Kontraksi, Joe Biden hingga Janet Yellen Bantah AS Mengalami Resesi

Dikutip dari BBC, secara teknikal penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut disebut sebagai resesi. Ada banyak perdebatan mengenai apakah AS berada di dalam resesi atau tidak, setelah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB berada di zona negatif.

Untuk mengendalikan laju inflasi yang tinggi, bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya pada pertemuan di bulan ini, ke kisaran 3,00-3,25 persen, dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar di masa mendatang.

Baca juga: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2023, Analis Bilang Faktor Ketidakpastian Ekonomi Global

Bahayanya adalah, jika The Fed melangkah lebih jauh hal tersebut dapat mencekik pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan lonjakan pengangguran, suatu risiko yang memicu kekhawatiran resesi saat ini.

3. Inggris

Ekonomi Inggris tumbuh lebih rendah dari perkiraan, akibat kenaikan harga energi yang tajam dan harga bahan baku yang memukul sektor konstruksi sehingga meningkatkan risiko terjadinya resesi.

Berita Rekomendasi

Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) mencatat inflasi pada bulan Agustus mencapai 9,9 persen. Beberapa ekonom mengatakan data yang dirilis ONS menunjukkan ekonomi negara itu mengalami penyusutan untuk periode Juli hingga September, setelah mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen pada bulan April hingga Juni.

Pada bulan Agustus, Bank of England memperkirakan resesi Inggris akan berlangsung dari akhir tahun 2022 hingga awal 2024, yang sebagian besar didorong oleh kenaikan harga energi akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

Perdana Menteri Inggris Liz Truss telah mengumumkan batas tarif energi domestik dan putaran pemotongan pajak yang diharapkan dapat mengurangi pukulan lebih lanjut terhadap ekonomi Inggris. Namun kebijakan tersebut memakan keuangan publik hingga 100 miliar pound atau 116 miliar dolar AS.

ONS mengatakan lonjakan harga listrik telah menurunkan permintaan energi di Inggris. Sementara biaya listrik di Inggris naik 54 persen dalam 12 bulan hingga bulan Juli lalu.

4. Jerman

Jerman sebenarnya belum masuk ke dalam resesi secara teknikal, karena pertumbuhan ekonomi negara itu di kuartal kedua tahun ini mencapai 1,7 persen secara tahunan.

Namun menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Jerman akan masuk ke dalam resesi pada tahun 2023, dengan pertumbuhan ekonomi terlihat menyusut 0,7 persen.

Baca juga: Ekonomi Jerman Menuju Jurang Resesi oleh Embargo Gas Rusia

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas