Denmark: Kebocoran Gas dari Pipa Nord Stream 1 dan 2 Bisa Berlanjut Sampai Akhir Pekan Ini
Pipa Nord Stream 1 dan 2 mengalami kebocoran sejak Senin lalu karena dugaan 'serangan yang disengaja'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COPENHAGEN - Kepala Badan Energi Denmark, Kristoffer Boettzauw mengatakan lebih dari setengah gas Rusia yang dialirkan dari melalui pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 menuju Eropa tumpah ke laut.
Pipa Nord Stream 1 dan 2 mengalami kebocoran sejak Senin lalu karena dugaan 'serangan yang disengaja'.
"Gas akan terus keluar dari pipa sampai setidaknya akhir minggu ini. Hanya setelah pipa-pipa ini kehabisan gas, otoritas Denmark dapat mencoba menyelidiki apa penyebabnya dan mendekati pipa-pipa itu," kata Boettzauw, berbicara tentang penyelidikan di masa depan terkait insiden tersebut.
Dikutip dari Russia Today, Kamis (29/9/2022), para ahli negara itu mengatakan bahwa emisi yang kini sedang keluar tidak beracun.
Badan Energi Denmark juga menuturkan kebocoran tersebut setara dengan sepertiga dari total emisi rumah kaca tahunan Denmark.
Di sisi lain, operator pipa menyampaikan kepada pihak berwenang Denmark bahwa pipa yang rusak berisi total 778 juta meter kubik standar gas alam.
Baca juga: Pipa Nord Stream Hancur Disabotase, AS Jadi Tersangkanya
Sebelumnya, media Jerman memperingatkan bahwa pipa-pipa tersebut berpotensi tidak dapat dioperasikan secara permanen jika kerusakan tidak diperbaiki sebelum air laut masuk ke dalam pipa dan menimbulkan korosi.
Namun perusahaan jaringan pipa gas Jerman Gasunie Deutschland mengatakan kerusakan itu bisa diperbaiki.
Baca juga: Uni Eropa Selidiki Kebocoran Pipa Gas Nord Stream, Ukraina Tuding Rusia Biang Keroknya
"Ada tim yang bagus untuk menangani kecelakaan pipa, ada persediaan pipa darurat dan ahli untuk darat dan lepas pantai. Saya 'relatif optimis' tentang prospek pekerjaan perbaikan ini," kata Direktur Pelaksana Gasunie Deutschland, Jens Schumann.
Badam Energi Denmark mengatakan bahwa jaringan pipa rusak di perairan internasional Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Swedia dan Denmark.
Sedangkan di Swedia, penyelidikan atas insiden tersebut telah diambil alih oleh Dinas Keamanan Nasional (SAPO) karena 'mungkin merupakan kejahatan serius yang setidaknya sebagian ditujukan terhadap kepentingan Swedia'.
Baca juga: Putin Sebut Sanksi Barat Sebabkan Masalah Pasokan Gas Melalui Pipa Nord Stream 1 ke Eropa
SAPO mengklasifikasikan insiden itu sebagai 'sabotase kotor' dan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengesampingkan dugaan adanya 'kekuatan asing dibalik peristiwa ini'.
Sebelumnya, pihak berwenang Denmark menemukan kebocoran gas pada pipa gas Rusia di dekat Pulau Bornholm di Laut Baltik, setelah operator pipa melaporkan hilangnya tekanan pada pipa tersebut pada Senin lalu.
Pihak berwenang Swedia dan Denmark kemudian mengatakan ada serangkaian ledakan bawah air.
Di sisi lain, pejabat Rusia, Amerika Serikat (AS) dan Swedia menyebut serangan yang ditargetkan sebagai penyebab potensial kebocoran pipa.
Hingga saat ini belum ada pihak yang secara resmi menetapkan tersangka dalam insiden ini.
Namun Rusia menyebut kasus ini sebagai 'serangan teroris' dan mengaku akan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengenai masalah tersebut.