Risiko Stagflasi di RI Bukan Karena Faktor Global, Rizal Ramli: Kesalahan Kebijakan Pemerintah
Rizal Ramli juga pernah merekomendasikan untuk mengurangi utang supaya ekonomi Indonesia tidak rentan terhadap kenaikan bunga internasional.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Negara-negara di dunia kini menghadapi risiko stagflasi, seiring dengan ancaman resesi ekonomi pada 2023.
Sebagai informasi, stagflasi merupakan kondisi inflasi dan kontraksi ekonomi yang terjadi secara bersamaan. Di samping itu juga terjadinya peningkatan angka pengangguran.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah memberikan sinyal bahwa ekonomi global bakal menghadapi resesi di 2023.
Baca juga: Dampak Resesi Ekonomi Global Terhadap Indonesia, Neraca Perdagangan Defisit hingga Inflasi Meningkat
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, tanda-tanda tersebut terlihat dari menurunnya kinerja perekonomian di sejumlah negara maju. Mulai dari China, Amerika Serikat, Jerman, hingga Inggris.
Untuk Indonesia sendiri, berpotensi terkena dampaknya.
Ekonom senior sekaligus mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli memandang, jika Indonesia mengalami stagflasi, hal tersebut bukan dikarenakan adanya faktor eksternal (perang Rusia-Ukraina dan tingkat inflasi di dunia).
Namun, stagflasi di Indonesia disebabkan salah kelola strategi dan kebijakan oleh pemerintah.
Baca juga: APBN 2023 Dinilai Belum Siap Antisipasi Dampak Resesi Global, Pengamat: Orang Miskin akan Bertambah
Seperti kebijakan pembangunan infrastruktur yang terlalu masif, namun dananya diperoleh dengan cara berhutang dengan pihak lain. Serta adanya kebijakan penyesuaian harga BBM yang dinilai memberatkan rakyat.
"Kok tiba-tiba Jokowi, Sri Mulyani dan Luhut Binsar Panjaitan menyebar ketakutan inflasi, stagflasi dengan menyalahkan faktor-faktor internasional," ucap Rizal Ramli saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (1/10/2022).
"Kok enggak jujur untuk menjelaskan bahwa risiko-risiko stagflasi itu karena kesalahan perkiraan dan kebijakan-kebijakan Jokowi, situ jor-joran bangun infrastruktur dengan utang ugal-ugalan, naikkan harga BBM, listrik, pajak, BPJS dan lain-lain. Puguh aja inflasi makanan tinggi," sambungnya.
Rizal Ramli kembali mengatakan, sebenarnya risiko stagflasi dapat dihindari.
Dirinya pun sebelumnya mengaku telah memberikan saran kepada pemerintah, tepatnya pada saat kali pertama pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Baca juga: Ekonomi Global Lagi Sulit, Pesan Jokowi ke Sri Mulyani: APBN Kita harus Dieman-eman
Strategi atau kebijakan yang dimaksud seperti melakukan realokasi anggaran strategis supaya hanya fokus untuk penanganan Covid-19, mendongkrak daya beli masyarakat, hingga menggenjot produksi pangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.