Prediksi Bos Stellantis: Krisis Semikonduktor Berlanjut Hingga Akhir 2023
CEO Stellantis Carlos Tavarez memperkirakan rantai pasokan semikonduktor akan tetap ketat hingga akhir tahun 2023.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni\
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Chief Executive Officer (CEO) produsen mobil Stellantis, Carlos Tavarez, memperkirakan rantai pasokan semikonduktor akan tetap ketat hingga akhir tahun 2023.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu (2/10/2022) lalu di surat kabar Prancis Le Parisien, Tevarez mengatakan produsen semikonduktor tertarik untuk berbisnis kembali dengan perusahaannya, setelah produsen semikonduktor menaikkan harga.
"Situasinya akan tetap sangat rumit hingga akhir 2023, kemudian akan sedikit mereda. Produsen semikonduktor tertarik untuk berbisnis dengan kami lagi, terutama karena mereka menaikkan harga," kata Tavares, yang dikutip dari Reuters.
Selama beberapa tahun terakhir, krisis chip semikonduktor, yang salah satu faktor penyebabnya adalah pandemi Covid-19, telah memaksa produsen mobil global membatalkan rencana produksi jutaan kendaraan.
Di Prancis, kelangkaan semikonduktor terus membebani penjualan produsen mobil. Sementara pendaftaran mobil baru meningkat 5 persen pada bulan September, menurut angka industri yang diterbitkan pada hari Sabtu (1/10/2022) lalu.
Dua produsen mobil besar Eropa, Stellantis dan Renault SA pada bulan lalu menghentikan sebagian produksi karena krisis chip semikonduktor.
Baca juga: Krisis Semikonduktor, Amerika Serikat Pimpin Pertemuan Beberapa Negara dengan Julukan Aliansi Chip 4
Menurut laporan pejabat serikat pekerja, dua pabrik Renault telah menghentikan sebagian produksi kendaraan pada 17 September lalu. Sementara Stellantis membatalkan shift malam pekerja di akhir pekan.
Serikat pekerja di Italia memperingatkan pada bulan Juli lalu, krisis semikonduktor dapat merugikan produksi Stellantis hingga 220.000 kendaraan di tahun 2022.
Pada pekan lalu, Stellantis mengatakan pihaknya akan memberikan dukungan dana senilai 1.400 euro atau 1.350 dolar AS kepada sebagian besar karyawannya di Prancis, untuk membantu mereka mengatasi lonjakan inflasi.
Baca juga: Volkswagen Perkirakan Krisis Chip Semikonduktor Masih akan Berlanjut Hingga 2023
Stellantis juga dilaporkan akan membahas langkah serupa untuk karyawan mereka di Italia.
Sebagai bagian dari inisiatifnya, Stellantis juga akan memajukan negosiasi gaji di Prancis hingga bulan Desember, yang semula dijadwalkan pada awal tahun depan, kata produsen mobil itu setelah mengadakan pembicaraan dengan serikat pekerja.
Baca juga: Saham Produsen Chip Semikonduktor Beijing Melonjak 6,8 Persen saat Ketegangan AS-China Meningkat
Bantuan untuk karyawan di Prancis akan mencakup pembayaran bonus yang diberikan sebanyak satu kali dan kemungkinan untuk mengubah tiga hari libur menjadi lembur, sehingga dapat meningkatkan upah.
Sekitar 650 persen pekerja yang memenuhi syarat akan mendapatkan dukungan maksimum.
Sedangkan 20 persennya berhak atas bantuan senilai 1.100 euro, sementara 20 persen pekerja berpenghasilan tertinggi tidak akan menerima apa pun.