Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bangun PLTA Berkapasitas 9.000 MW, Menko Airlangga: Komitmen Pemerintah Menuju Energi Bersih

Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah membidik pencapaian bauran EBT di tahun 2026 sebesar 23 persen.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Bangun PLTA Berkapasitas 9.000 MW, Menko Airlangga: Komitmen Pemerintah Menuju Energi Bersih
Tribunnews.com/Bambang Ismoyo
Indonesia bakal memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 9.000 Megawatt (MW), atau merupakan yang terbesar di Tanah Air. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menegaskan Pemerintah terus menjalankan komitmennya dalam penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah membidik pencapaian bauran EBT di tahun 2026 sebesar 23 persen.

Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri acara penandatanganan kerjasama antara PT Kayan Hydro Energy (KHE) dengan Sumitomo Group, terkait pembangunan PLTA Kayan Cascade.

Baca juga: Indonesia Percepat Pembangunan PLTA Berkapasitas 9.000 Megawatt di Kalimantan

Sebagai informasi, PLTA ini terletak di Provinsi Kalimantan Utara, tepatnya di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan. Kapasitasnya sekitar 9.000 Megawatt, dan bakal menjadi PLTA terbesar di Indonesia.

"Pemerintah Indonesia menargetkan 23 persen dari keseluruhan energi yang berasal dari energi renewable di tahun 2026," ucap Airlangga dalam acara yang berlangsung di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis, (6/10/2022).

"Oleh karena itu kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan percepatan dari pekerjaan Kayan Energi, dan tentu saya berharap bahwa di tahun 2023 sudah kelihatan pekerjaan fisiknya," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Airlangga juga mengatakan, Presiden Joko Widodo juga telah memprioritaskan pengembangan transisi energi, dalam hal ini pengembangan energi yang di Kalimantan.

Nantinya jika sudah beroperasi, PLTA Kayan Cascade akan menjadi bagian komitmen Indonesia dalam nett zero emissions di tahun 2060.

Direktur Utama KHE, Andrew Sebastian Suryali mengatakan, proyek ini sebenarnya telah berjalan sejak 2011 dan sudah melengkapi semua perizinan yang diperlukan.

Untuk mempercepat rampungnya PLTA Kayan Cascade, KHE menjalin kerjasama dengan Sumitomo Corporation.

Baca juga: PLTA Tampur I Bakal Ganggu Ekosistem Empat Satwa Kunci di Aceh

Yaitu, grup perusahaan dari Jepang yang salah satu bisnisnya bergerak dalam bidang energi dan juga sudah melakukan investasi di Indonesia di bidang kelistrikan.

Sebagai informasi, pembangunan PLTA KHE Cascade di Kalimantan Utara, memiliki nilai investasi sekitar 17 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp258 triliun (asumsi kurs Rp15.178 per dolar AS).

"Dengan launching dan penandatanganan, Kayan Hydro Energy dan Sumitomo bersepakat untuk menjadi partnership dalam pembangunan PLTA Cascade," ucap Andrew.

"Serta penjajakan pengembangan green industry di Kalimantan Utara dengan memanfaatkan energi dari PLTA yang akan dibangun," sambungnya.

Andrew melanjutkan, pada saat ini pihaknya sedang melakukan pembangunan infrastruktur awal bendungan.

Baca juga: Indonesia Percepat Pembangunan PLTA Berkapasitas 9.000 Megawatt di Kalimantan

Diperkirakan pada 2023 akan dilanjutkan untuk membangun infrastruktur pendukung bendungan dan bangunan pengelak (Diversion Channel) bendungan, yang menjadi anak tangga pertama dalam tangga Cascade. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas