Genjot Jalur Distribusi DPLK, Asuransi Simas Jiwa Bidik Dana Kelolaan Rp 810 Miliar
Strategi ini selaras dengan perubahan arah bisnis perusahaan di masa mendatang, sekaligus untuk mengantisipasi penurunan produk unit link.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Asuransi Simas Jiwa (ASJ) akan terus mengembangkan channel distribusi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) melalui produk Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dan Dana Kompensasi Pascakerja (DKP).
Strategi ini selaras dengan perubahan arah bisnis perusahaan di masa mendatang, sekaligus untuk mengantisipasi penurunan produk unit link.
Direktur Utama Asuransi Simas Jiwa, I.J. Soegeng Wibowo menuturkan, perseroan optimis akan mencatat pertumbuhan bisnis yang lebih baik di masa mendatang dengan mengusung tema kerja Bigger & Stronger Through Ecosystem, melalui strategic initiatives.
Baca juga: Akuisisi Saham Axle Asia, Bolttech Siap Genjot Bisnis Asuransi Digital
Salah satunya, pemasaran DPLK dengan produk-produk untuk pensiun baik sebagai karyawan maupun sebagai individu.
Untuk menangkap peluang pasar Peserta Mandiri yang besar, DPLK Simas Jiwa mengembangkan sistem layanan digital, mulai dari registrasi online sampai laporan transaksi rekening dana pensiun peserta.
"Salah satu sumber bisnis perusahaan itu, kami kembangkan DPLK. Karena setiap orang wajib menyiapkan dana pensiun. Kami punya produk pensiun mandiri itu PPIP, hanya dengan Rp100 ribu minimal perbulan, bisa mendapatkan dana pensiun. Nanti kita akan genjot DPLK kita masuk ke perusahaan besar dan ritel juga," kata Soegeng, dalam acara peringatan Ulang Tahun ke-7 Simas Jiwa, di Grand Mansion, Jakarta, yang ditulis Jumat (7/10/2022).
Adapun total dana kelolaan per Agustus 2022, mencapai sebesar Rp506,75 miliar, atau tumbuh sekitar 24 persen jika dibandingkan dengan akhir 2021 sebesar Rp409,54 miliar.
Kontribusi dana kelolaan tersebut terdiri dari DKP sebesar Rp432,13 miliar dan PPIP sebesar Rp74,61 miliar.
Baca juga: Pelaku Usaha Industri Asuransi Sebut Indonesia Mampu Bertahan Jika Ekonomi Global Mengalami Resesi
Berbanding lurus, perusahaan memperoleh laba Rp 153,8 miliar per agustus 2022 meningkat sebesar 205,6% dari Rp50,3 miliar per agustus 2021.
Soegeng mengungkapkan, potensi DPLK di Indonesia masih sangat besar. Di perusahaan saja, kini baru ada sebanyak 70 perusahaan dan 6.500 nasabah per orangan yang terdaftar.
"Ritel itu baru 6.500 nasabah, dan rata - rata nasabah di usia produktif 25-48 tahun, kalau dibandingkan jumlah penduduk Indonesia masih minim sekali yah. Kita sasar generasi milenial itu pasti. Tahun depan kita targetkan dana kelolaan DPLK tumbuh atau menjadi Rp810 miliar," tegas Soegeng.