Pemangkasan Produksi Minyak OPEC+ Menandai Keretakan Hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi
Arab Saudi berharap pengurangan produksi akan memberi OPEC Plus kendali atas harga minyak.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – OPEC Plus mengonfirmasi mereka akan memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari menjelang dilangsungkannya pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat.
Di saat itu pula, Gedung Putih berusaha keras untuk mencegah pengurangan produksi minyak oleh OPEC.
Bulan lalu, Amos Hochstein, utusan energi utama Presiden AS Joe Biden, bersama dengan pejabat keamanan nasional, Brett McGurk dan utusan khusus pemerintah untuk Yaman, Tim Lenderking, melakukan perjalanan ke Arab Saudi guna membahas masalah energi, termasuk keputusan OPEC Plus.
Namun, mereka gagal mencegah pengurangan produksi, seperti yang dilakukan Biden setelah kunjungannya sendiri pada Juli lalu.
Baca juga: OPEC Plus Pangkas Lagi Produksi Minyak 2 Juta Barel Per Hari, Harga Minyak Langsung Meroket
"Kami prihatin pertama dan terutama dengan kepentingan Kerajaan Arab Saudi dan kemudian kepentingan negara-negara yang mempercayai kami, dalam hal ini meliputi anggota OPEC dan aliansi OPEC Plus," kata Pangeran Abdulaziz, Menteri Energi Arab Saudi.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (8/10/2022) penanganan Washington atas kesepakatan nuklir Iran dan penarikan dukungan untuk operasi militer ofensif oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman telah mengecewakan para pejabat Saudi, seperti halnya tindakan terhadap Rusia setelah invasi Februari 2022 ke Ukraina.
“Dorongan AS untuk pembatasan harga minyak Rusia menyebabkan ketidakpastian,” ujar Pangeran Abdulaziz.
Sementara itu, sebuah sumber yang diberi pengarahan oleh pejabat Saudi mengatakan bahwa kerajaan memandangnya sebagai "mekanisme kontrol harga non-pasar, yang dapat digunakan oleh kartel konsumen melawan produsen".
"Terlihat jelas bahwa OPEC Plus bersekutu dengan Rusia," kata Karine Jean-Pierre, sekretaris pers Gedung Putih.
Dia tidak akan menjelaskan bagaimana pengurangan produksi akan memengaruhi hubungan AS-Saudi.
Secara terpisah, seorang rekan senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Ben Cahill mengatakan bahwa Saudi berharap pengurangan produksi akan memberi OPEC Plus kendali atas harga minyak dan memastikan pendapatan minyak yang cukup untuk melindungi negara mereka dari resesi.
"Risiko makro ekonomi semakin buruk setiap saat, jadi mereka harus merespons," ujar Cahill.
"Mereka sadar bahwa pemotongan akan mengganggu Washington, tetapi mereka mengelola pasar,” pungkasnya.