Garuda Incar Rp 19,79 Triliun untuk Modal Kerja, Rencanakan Tiga Aksi Korporasi
GIAA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 22,97 miliar saham baru untuk konversi utang. Total utang yang akan dikonversi maksimal Rp 4,2 triliun.
Editor: Hendra Gunawan
Pada private placement, GIAA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 22,97 miliar saham baru untuk konversi utang. Total utang yang akan dikonversi maksimal Rp 4,2 triliun.
Langkah ketiga restrukturisasi utang Garuda adalah konversi obligasi wajib konversi.
GIAA telah menerbitkan OWK dengan nilai Rp 1 triliun dengan tenor 3 tahun. OWK ini dipegang oleh pemerintah Indonesia.
Garuda akan mengonversi OWK menjadi 20 miliar saham baru. Dengan tambahan ini, kepemilikan pemerintah pada GIAA pun akan bertambah.
Jika ditotal, maka tiga aksi korporasi ini bernilai Rp 19,79 triliun dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 210 per saham.
Baca juga: Pilot Citilink yang Mendarat Darurat di Bandara Juanda Meninggal: Begini Nasib 171 Penumpang
"Mengingat transaksi PMHMETD dan PMTHMETD serta konversi obligasi wajib konversi akan dilakukan dalam waktu yang berdekatan, maka pemegang saham yang tidak menggunakan haknya dalam HMETD akan terdilusi maksimal 78,86%," ungkap Garuda.
Besaran dilusi ini terjadi jika GIAA menetapkan harga pelaksanaan Rp 182 per saham untuk tiga aksi korporasi.
Jika harga pelaksanaan rights issue, private placement, dan konversi sebesar Rp 210, maksimal dilusi sebesar 76,37%.
Berdasarkan laporan keuangan GIAA, maskapai BUMN ini memiliki modal kerja bersih negatif sebesar US$ 1,77 miliar. Sedangkan total liabilitas Garuda mencapai US$ 8,21 miliar. (Wahyu Tri Rahmawati)